Korupsi Berjamaah Intoleransi Paling Nyata Yang Harus Dilawan

Partai Solidaritas Indonesia (PSI) bersyukur ormas pemuda seperti Pemuda Muhammadiyah bertekad kuat melawan dan memerangi korupsi. Hal ini sejalan dengan cita-cita pendirian anak-anak muda dan kelompok perempuan dalam membangun PSI, yang salah satu misinya memberantas korupsi.

Demikian disampaikan Ketua Umum PSI, Grace Natalie, saat menjadi pembicara dalam Konvensi Antikorupsi yang diadakan Pemuda Muhammadiyah di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah Jakarta, Sabtu (18/6). 

Dalam sesi “Partai Anti Korupsi” ini, Grace tampil bersama Ketua Umum PPP Romahurmuziy, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, Ketua DPP PAN Ali Taher Parasong, Ketua PKS Mardani Ali Sera, dan Ketua PP Muhammadiyah yang juga mantan Ketua KPK Busyro Muqoddas.

Grace Natalie menjelaskan korupsi adalah anak kandung intoleransi. Karena menurutnya, intoleransi kini sudah berkembang biak dalam ragam bentuk paling modern, yaitu korupsi berjamaah.

“Korupsi berjamaah dalam birokrasi adalah bentuk intoleransi paling nyata yang sedang kita hadapi, serta akan memutus semua ‘aliran darah’ jantung Indonesia. Tanpa upaya bersama bangsa Indonesia untuk melawan virus dan bahaya laten bernama korupsi ini, ‘kematian Indonesia’ hanya tinggal menunggu waktu,” ungkapnya.

Korupsi berarti juga intoleransi ekonomi, korupsi merampas kesempatan bangsa ini menjadi bangsa berdaulat, korupsi juga telah membatasi negara menyediakan keadilan dan kemakmuran. Korupsi adalah bahaya laten, dan kita di sini untuk melawannya.

Sebagai bukti bertekad memberantas korupsi, PSI secara ketat mulai membenahi diri sejak dini. Pengurus PSI dibatasi berusia 45 tahun, tidak lebih. Juga sebelumnya tidak pernah menjadi pengurus parpol, bukan karena PSI menganggap parpol lama sudah terkontaminasi. 

“PSI secara sungguh-sungguh ingin merekrut kader inti partai yang benar-benar baru, agar tidak ada kesenjangan antar kader, dan semua bisa terlibat dalam upaya pembelajaran diri, terutama memberantas korupsi dan intoleransi,” imbuhnya.

PSI juga secara tegas memisahkan struktur administrasi partai dengan struktur politik. Manajemen partai (administrasi dan keuangan) harus diserahkan pada orang-orang profesional di bidangnya, agar partai bisa mengadopsi prinsip-prinsip transparansi organisasi dan akutabilitas administrasi dan keuangan. Pada saat yang sama kontrol bisa dilakukan secara horiziontal, karena tidak ada konflik kepentingan antara mereka yang bertugas melakukan rekrutmen dengan mereka yang ebagai politisi partai. 

“PSI berharap, dari kelahiran kami sebagai bayi modern parpol bernama PSI ini bisa memberikan suntikan baru bagi perjuangan bangsa, terutama membebaskan bumi pertiwi dari virus dan malware korupsi, jika itu dibiarkan akan menghancurkan sendi utama Indonesia merdeka,” demikian Grace Natalie.

Recommended Posts