Kesejahteraan Emosional Generasi Muda: Dari Kesepian hingga Kolaborasi dengan Parpol

GENERASI Z dan milenial, dua generasi muda yang hidup dalam era teknologi digital, seringkali menghadapi masalah kesepian yang unik. Meskipun terhubung secara daring melalui internet dan media sosial, mereka seringkali merasa kesepian.

Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, mereka hidup dalam dunia yang serba cepat, dengan tekanan prestasi, pendidikan, dan pekerjaan yang mendominasi. Ini mengurangi mereka waktu untuk berhubungan sosial secara mendalam, dan seringkali menggantikannya dengan kehidupan daring yang mungkin kurang bermakna.

Kedua, media sosial memainkan peran ganda. Meskipun memungkinkan koneksi dengan teman dan keluarga di seluruh dunia, media sosial juga dapat memicu perasaan kesepian. Perbandingan sosial yang konstan dan pemujaan citra diri di media sosial dapat membuat mereka merasa kurang percaya diri.

Ketiga, kesehatan mental menjadi masalah serius di kalangan generasi Z dan milenial. Tingkat kecemasan serta depresi yang tinggi dapat memicu isolasi sosial dan meningkatkan kesepian. Stigma seputar masalah kesehatan mental juga membuat sulit untuk mencari bantuan.

Namun, penting untuk dicatat bahwa generasi Z dan Milenial juga memiliki kekuatan yang luar biasa dalam mengatasi kesepian. Mereka memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dan mendukung satu sama lain melalui media sosial dan jaringan daring. Mereka juga cenderung terbuka terhadap masalah kesehatan mental, yang dapat membantu mengurangi stigma dan memotivasi mereka untuk mencari bantuan.

Kesepian adalah masalah yang kompleks, tetapi dengan perhatian yang lebih besar terhadap kesejahteraan emosional generasi ini melalui pendekatan yang seimbang terhadap teknologi dan interaksi sosial dalam kehidupan nyata, mereka memiliki potensi untuk mengatasi kesepian serta membangun hubungan sosial yang lebih bermakna dalam dunia digital yang terus berkembang.

Dalam pandangan ahli sosiologi, seperti Emile Durkheim, isu kesepian juga dapat dipahami sebagai akibat dari ketidaksetaraan dan kurangnya integrasi sosial dalam masyarakat. Partai politik dapat berperan dalam mengatasi isu ini dengan menerapkan kebijakan yang mempromosikan inklusi sosial, mengurangi ketidaksetaraan, dan menciptakan kesempatan yang setara bagi semua anggota masyarakat, termasuk generasi Milenial dan Z. [Durkheim, E. (1897). Suicide: A study in sociology. Free Press.]

Partai politik dapat menjadi kekuatan untuk mengatasi kesepian dengan merumuskan kebijakan yang mendukung pendidikan, layanan kesehatan mental, dan akses ke kegiatan sosial. Mereka juga dapat memberikan dukungan bagi inisiatif komunitas yang bertujuan untuk mengatasi kesepian di antara generasi muda.

Dengan pendekatan holistik yang memahami sifat kompleks dari isu kesepian, partai politik dapat membantu menciptakan lingkungan yang lebih inklusif, mendukung, dan sehat bagi generasi Milenial dan Z. Selain itu, studi yang dilakukan oleh Primack, B. A., Shensa, A., Sidani, J. E., Whaite, E. O., Lin, L. Y., Rosen, D., … & Miller, E. (2017) dengan judul “Social media use and perceived social isolation among young adults in the U.S.” memberikan wawasan tambahan tentang hubungan antara penggunaan media sosial dan kesepian di kalangan generasi Z dan Milenial.

Studi ini menyoroti bahwa intensitas penggunaan media sosial dapat berdampak pada tingkat kesepian yang dirasakan oleh dewasa muda. Perbandingan sosial dan kualitas interaksi sosial juga memainkan peran penting dalam masalah ini. Oleh karena itu, pendekatan yang bijaksana terhadap penggunaan media sosial dan dukungan dari partai politik dalam berbagai kebijakan dapat membantu mengatasi masalah kesepian di kalangan generasi Z dan Milenial.

Kaesang Pangarep dan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) sebagai dari tokoh muda dan partai politik yang menjadi ruang bagi anak muda, berpotensi memiliki peran lebih dalam mengatasi persoalan rentan kesepian di kalangan generasi Milenial dan generasi Z. Mereka harus memberikan perhatian khusus pada masalah sosial ini dengan menawarkan berbagai solusi serta dukungan untuk mengatasi kesepian.

Sebagaimana diketahui, bahwa Kaesang Pangarep memang telah aktif memanfaatkan media sosial dan platform online untuk membangun komunitas yang terhubung dan mendukung satu sama lain. Melalui inisiatifnya, seperti “Muda Mudi Indonesia,” ia menciptakan ruang bagi generasi muda untuk berinteraksi, berbagi pengalaman, dan membangun hubungan sosial yang positif.

Kaesang juga telah berbicara terbuka tentang isu-isu kesehatan mental, termasuk kesepian, yang seringkali dihadapi oleh generasi Z dan Milenial. Dengan cara ini, ia memberikan contoh positif dan dukungan kepada mereka yang mungkin merasa kesepian. PSI juga telah menunjukkan komitmen untuk mendorong solusi terhadap persoalan kesepian di kalangan generasi muda.

PSI telah mendukung berbagai program sosial dan kesejahteraan yang bertujuan untuk membantu generasi Z dan Milenial dalam mengatasi faktor-faktor yang berkontribusi pada kesepian, seperti kesehatan mental dan isolasi sosial. Dengan mengusung agenda-agenda ini, PSI mencoba untuk menciptakan lingkungan yang lebih mendukung bagi generasi muda.

Terdapat penelitian ilmiah yang juga mendukung peran aktif partai politik dan tokoh muda dalam mengatasi kesepian di kalangan generasi Z dan Milenial. Ahli psikologi seperti Julianne Holt-Lunstad telah menekankan pentingnya hubungan sosial dalam kesejahteraan emosional dan fisik. Menurut Holt-Lunstad, kurangnya hubungan sosial dan kesepian memiliki dampak serius pada kesehatan dan kesejahteraan seseorang.

Kesepian menjadi masalah serius yang dapat berdampak buruk pada kesehatan fisik dan mental seseorang. Holt-Lunstad menyoroti pentingnya hubungan sosial yang kuat dalam kesejahteraan individu. Partai politik dapat memainkan peran penting ini dalam memfasilitasi pembentukan dan pemeliharaan hubungan sosial ini dengan menciptakan program-program sosial yang mendukung komunitas, peluang berinteraksi, dan kesejahteraan sosial. [Holt-Lunstad, J. (2017). The public health significance of social isolation and loneliness: Implications for physicians. Journal of the American Medical Association, 317(9), 901-902.]

Kesimpulannya, peran Kaesang dan PSI sebagai representasi politik anak muda dalam mengatasi kesepian di kalangan generasi Z serta milenial merupakan langkah positif. Mereka memahami tantangan, isu-isu yang dihadapi oleh generasi ini dan berusaha memberikan dukungan serta solusi melalui berbagai inisiatif kebijakan.

Dengan kesadaran akan isu kesepian yang semakin meningkat, upaya seperti ini dapat membantu menciptakan lingkungan yang lebih inklusif dan mendukung bagi generasi muda. Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dan Kaesang Pangarep menghadapi sejumlah tantangan yang perlu diatasi. Tantangan-tantangan ini memengaruhi kemampuan mereka untuk efektif mengatasi persoalan kesepian di kalangan anak muda.

Salah satu tantangan utama adalah kompleksitas isu kesepian itu sendiri. Kesepian adalah masalah yang tidak selalu memiliki akar penyebab yang jelas, dan faktor-faktor yang berkontribusi dapat berbeda dari individu ke individu. Oleh karena itu, PSI dan Kaesang perlu mengembangkan solusi yang dapat mengakomodasi keragaman pengalaman serta situasi yang dialami oleh anak muda.

Hal ini melibatkan pemahaman yang mendalam tentang penyebab kesepian, termasuk faktor-faktor seperti tekanan prestasi, isolasi sosial, dan masalah kesehatan mental. Selain itu, upaya untuk mengatasi kesepian memerlukan dukungan sumber daya yang memadai. PSI dan Kaesang perlu menghadapi tantangan dalam hal alokasi sumber daya, baik dalam hal anggaran maupun personil.

Program-program sosial dan inisiatif yang ditujukan untuk mengatasi kesepian memerlukan investasi waktu dan energi yang signifikan. Oleh karena itu, partai politik dan tokoh muda ini perlu memiliki sumber daya yang cukup untuk mendukung upaya-upaya ini. Mengatasi kesepian di kalangan anak muda juga melibatkan kerjasama lintas sektor. PSI dan Kaesang perlu bekerja sama dengan lembaga pemerintah, lembaga pendidikan, layanan kesehatan mental, dan organisasi masyarakat sipil untuk menciptakan solusi yang holistik dan berkelanjutan. Ini adalah tantangan lain yang perlu dihadapi dalam upaya mereka untuk mengatasi kesepian di kalangan generasi muda.

Kesimpulannya, meskipun PSI dan Kaesang telah berperan dalam mengatasi kesepian di kalangan generasi muda, mereka menghadapi sejumlah tantangan yang kompleks. Kesepian merupakan masalah yang dipengaruhi oleh banyak faktor yang beragam, dan solusi yang efektif memerlukan pemahaman mendalam, sumber daya yang memadai, perhatian pada kualitas hubungan sosial, dan kerjasama lintas sektor.

Dengan kesadaran akan kompleksitas isu ini dan dukungan dari ahli serta penelitian, mereka dapat terus berupaya untuk menciptakan lingkungan yang lebih inklusif dan mendukung bagi generasi muda.

Sumber: https://m.mediaindonesia.com/opini/628323/kesejahteraan-emosional-generasi-muda-dari-kesepian-hingga-kolaborasi-dengan-parpol

Recommended Posts