Partai Solidaritas Indonesia (PSI) meminta semua pihak menahan diri dan tetap berkepala dingin dalam menghadapi kabar kerusuhan di Tanjungbalai, Sumatera Utara.
Ketua Umum PSI Grace Natalie mengatakan, meski penyebab kericuhan tersebut masih simpang-siur, namun alasan SARA terlihat sangat mengemuka, terutama melihat fasilitas yang menjadi target kericuhan.
“PSI meminta semua pihak menahan diri dan terap berkepala dingin,” ujar Grace Natalie melalui keterangan tertulis DPP PSI, Sabtu (30/7/2016).
“Tenunan kebangsaan ini perlu dijaga dan diperkokoh oleh semua warga negara. Menghormati perbedaan adalah bagian dari cara kita merawat republik yang kita cintai,” sambung dia.
PSI, kata Grace, juga meminta agar seluruh warga negara Indonesia berhati-hati dan bersikap bijak dalam menyebarkan informasi terkait kasus ini di media sosial.
Ia menilai dalam kondisi seperti ini, diperlukan kedewasaan untuk berpikir dan bertindak sebelum menekan pilihan “share” di media sosial, sehingga tak menimbulkan provokasi yang berpotensi memperburuk situasi.
Dari segi keamanan, PSI juga mendesak Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto dan Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian agar segera mengusut tuntas kasus ini dari akar permasalahannya dan menegakkan ketertiban sosial.
Aparat keamanan juga didesak untuk memonitor, menangkal dan melokalisasi segala upaya untuk mempolitisasi kasus ini.
“Sehingga tidak menyebarkan kebencian ras dan agama yang lebih buruk lagi,” kata Grace.
Kerusuhan di Kota Tanjungbalai pada Jumat (29/7/2016) hingga Sabtu pagi menyebabkan beberapa rumah ibadah milik umat Buddha rusak.
Tujuh warga yang melakukan penjarahan telah diamankan dalam kerusuhan tersebut. Sementara kerusuhan di Kabupaten Karo menyebabkan seorang warga tewas.