Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menyesalkan ujaran kebencian kepada perempuan di ruang publik. Ini menyusul ungkapan tidak pantas yang disampaikan pegiat media sosial, Sony Eranata alias Maheer At-Thuwailibi, kepada artis Nikita Mirzani.
“Kata-kata yang dipertontonkan Maheer sangat tidak pantas disampaikan kepada perempuan mana pun, termasuk kepada Nikita. Nikita seorang perempuan, seorang ibu. Bayangkan perasaaan anak dan keluarganya ketika dihina seperti itu,” kata Wakil Sekjen DPP PSI, Danik Eka Rahmaningtiyas, Sabtu 14 November 2020.
Danik menegaskan, perbedaan sikap atau pendapat sangat lumrah dalam demokrasi. Tapi aspek kepantasan dalam mengekspresikan pandangan juga harus sangat diperhatikan.
“Jika tak setuju dengan Nikita sampaikan saja dengan bahasa yang santun dan argumentasi yang solid. Ayo bertarung ide dan gagasan, bukan mengumbar hinaan ,” lanjut mantan Ketua Umum PP Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) tersebut.
Selanjutnya PSI juga berharap agar peristiwa ini membuka mata kita, terutama pemerintah, agar lebih serius mengkampanyekan penggunaan media sosial secara baik dan bernorma.
“Terus terang apa yang dipertontonkan kepada publik beberapa hari terakhir sangat memprihatinkan. Banyak caci-maki bertebaran, tidak edukatif dan jauh dari nilai-nilai keindonesiaan,” ungkap Danik
Di media sosial, Maheer menyampaikan kata-kata itu dengan ancaman. Dia bilang , beserta 800 laskar pembela ulama, akan mengepung rumah Nikita.