Unjuk rasa yang dilakukan Bro and Sis dari DPP PSI beberapa waktu lalu cukup menarik. Aksi dilakukan dimulai dari kantor DPP PSI di Jalan Wahid Hasyim menyusuri pusat Jakarta, dari Istana hingga Patung Kuda. Mereka, anak-anak muda harapan bangsa, beberapa kader terbaik Partai Solidaritas Indonesia, resah akan fakta masuknya Jakarta sebagai kota penyumbang polusi udara terbesar di dunia.
“Maju kotanya? Sesak nafas warganya!”, adalah salah satu pesan yang terpampang pada salah satu peserta unjuk rasa itu. Mereka, Bro dan Sis PSI yang kemarin turun ke jalan, adalah sebagian dari begitu banyaknya warga Jakarta yang turut prihatin akan kotanya yang menjadi salah satu penyumbang polusi terbesar di dunia.
Jakarta, sebagai pusat pemerintahan, yang menampung berjuta potensi dari para pendatang hingga warganya sendiri, semestinya diutamakan kemaslahatan manusianya; baik dari pendidikan, kesejahteraan, hingga kesehatannya. Bukan malah sibuk mengurus monumen politis dan perhelatan ambisius demi kepentingan pribadi dan kelompok elite politik penguasanya.
“Pakai masker saja tidak cukup!”, begitu pula salah satu pesan kader terbaik kami.
Sebab, kebijakan yang tepatlah yang dapat menyelamatkan kita.
Perubahan Iklim itu Nyata, Pak!
Cukup disayangkan, jika data semacam itu hanya dianggap sebagai sebuah isu. Sebab, perubahan iklim dan pemanasan global merupakan kenyataan yang benar-benar terjadi. Dampaknya sangat nyata dan mengancam kemaslahatan hidup kita bersama dan juga anak-cucu kelak.
Alih-alih mencari solusi dan menerapkan kebijakan terkait, Pemprov DKI Jakarta malah sibuk menggelar perhelatan-perhelatan dan membangun monumen-monumen yang bersifat politis. Justru, yang benar-benar bersifat isu itu adalah gembar-gembor terkait pencapresan. Sebuah ‘gorengan’ yang amat disayangkan, di saat Pak Jokowi sebagai Presiden kita bersama para Menterinya, itu sibuk mengurus kepentingan rakyat.
Menjadi Kunci Perbaikan
Sebagai pusat pemerintahan dan industri (media, hiburan, dll), Jakarta adalah salah satu kunci perbaikan. Hal ini disebabkan, Jakarta begitu sering menjadi sorotan utama, tak hanya bagi nasional tapi juga di kancah internasional. Itu sebabnya, pemberitaan terkait PSI di Jakarta jauh lebih terdengar dibanding daerah-daerah; Bro and Sis PSI di daerah-daerah di seluruh penjuru Indonesia itu, bagaikan padi yang tumbuh tak berisik.
Jika saja, kelak Jakarta dan kota-kota besar kita tercinta betul-betul peduli akan kenyataan perubahan iklim dan pemanasan global, kelak kota-kota lainnya tentu akan ikut termotivasi. Apalagi, jika menyangkut banyak perbaikan di bidang-bidang lainnya. Tentu, sebuah persaingan tak akan lagi melulu berebut kursi, namun integritas yang nyata sebagai bentuk Hadir Kerja untuk Rakyat.
Saya amat memimpikan Jakarta yang aman bagi kehidupan bersosial, juga lingkungan alamnya.