Mantan jurnalis Andy Budiman mendaftarkan diri sebagai calon legislatif untuk pemilihan umum 2019 dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Salah satu pendiri Serikat Jurnalis untuk Keberagaman ini mengatakan akan membawa ide-ide kebebasan jika nanti berhasil menjadi anggota Dewan.
“Saya di Parlemen nanti harus berupaya menghasilkan produk hukum, aturan, dan kebijakan yang bisa mendukung atau bahkan memperluas aspek-aspek kebebasan,” kata Andy di kantor Dewan Pengurus Pusat PSI, Jakarta, pada Jumat, 20 Oktober 2017.
Mantan redaktur lembaga berita publik Jerman Deutsche Welle ini mengatakan ada banyak masalah terkait dengan kebebasan berekspresi di Indonesia. Dia beranggapan masih banyak regulasi yang menghambat kebebasan itu.
“Tren sekarang ada orang dipenjara karena mengungkapkan pendapatnya, ada buku yang dilarang, ada diskusi yang dibubarkan dengan paksa, dan sebagainya. Bagi saya itu adalah ancaman terhadap kebebasan,” kata Andy.
Baca: Bawaslu Menilai Sipol Bisa Menghambat Proses Verifikasi Parpol
Menurut Andy, setiap individu dapat mengembangkan potensi terbaiknya jika memiliki kebebasan. Dia pun dua kali menyebut CEO Go-Jek, Nadiem Makarim, sebagai contoh sukses individu yang lahir dari kebebasan yang Andy maksud.
Andy tercatat pernah terlibat membidani berdirinya kantor berita 68H dan Tempo TV. Bersama dengan Goenawan Mohamad, ia juga menjadi salah satu anggota Komite Nasional ketika Indonesia diundang di Frankfurt Book Fair 2015. Hingga kini, Andy merupakan salah satu anggota manajemen tim revitalisasi Kota Tua Jakarta. Tim swasta ini dibentuk berdasarkan amanat Gubernur DKI Jakarta ketika itu, Joko Widodo.
Selain Andy, mantan presenter TV, Isyana Bagoes Oka, mendaftar ke PSI untuk menjadi caleg dalam pemilu 2019. Keduanya resmi menyerahkan berkas pendaftaran kepada Ketua Umum PSI Grace Natalie, kemarin.