Harga hand sanitizer atau cairan pembersih tangan yang melonjak sejak pengumuman adanya pasien positif COVID-19 di Indonesia membuat kebanyakan masyarakat tidak mampu lagi membelinya. Karena itu, mencuci tangan dengan air dan sabun harus kembali digalakkan untuk mencegah penyebaran Virus Corona.
Demikian disampaikan juru bicara Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Sigit Widodo, di Jakarta, Minggu (4/4/2020).
Sigit mengungkapkan, selama sebulan terakhir, harga cairan pembersih tangan melonjak gila-gilaan. “Harga hand sanitizer ukuran 5 liter setidaknya sekarang dijual seharga satu juta. Untuk merek terkenal, harganya bisa di atas 2 juta rupiah. Hanya kalangan tertentu yang masih mampu membelinya,” ujar Sigit.
Selain harganya yang melonjak tinggi, penggunaan cairan pembersih tangan yang terlalu sering juga dapat merusak kulit. “Kandungan terbanyak dari hand sanitizer adalah alkohol yang tidak baik jika terlalu sering digunakan. Mencuci tangan secara teratur dengan air dan sabun lebih baik untuk mencegah tangan terkena virus dan bakteri,” kata Sigit.
Sayangnya, masih menurut Sigit, mencuci tangan secara teratur sulit dilakukan saat berada di luar rumah atau kantor. “Kelompok yang bekerja di luar ruangan seperti pengemudi ojek, pedagang kaki lima, atau pemulung, sulit mencuci tangan secara teratur karena tidak tersedianya air mengalir dan sabun,” ungkapnya. “Kesulitan yang sama dialami masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di perkampungan padat penduduk,” ujar mantan caleg DPR-RI ini.
Karena itu, PSI mengajak semua lapisan masyarakat untuk bergotong-royong menyediakan tempat-tempat cuci tangan di kampung-kampung dan tempat-tempat umum. “Ini langkah yang dapat kita lakukan dengan mudah untuk ikut membantu mencegah penyebaran Virus Corona di lingkungan kita, selain melakukan physical distancing. Jika semua terlibat membuat tempat cuci tangan di seluruh pelosok tanah air, penyebaran COVID-19 bisa lebih ditekan lagi,” kata Sigit.
PSI sendiri hingga saat ini telah menyebarkan seratusan tempat cuci tangan dengan kapasitas penampungan air yang beragam untuk masyarakat. “Sejak harga cairan pembersih tangan melonjak, kami mulai membuat tempat cuci dan diletakkan pada lokasi-lokasi yang mudah dijangkau oleh publik. Hingga saat ini kami telah memasang wastafel dengan tong air 200 liter di beberapa lokasi, dan menyebarkan seratusan ember ukuran 20 dan 50 liter lengkap dengan keran dan sabun cair di beberapa kampung di Jabodetabek,” kata sigit.
Pembuatan seratusan tempat cuci tangan ini awalnya dibiayai sendiri oleh kader-kader PSI di Jabodetabek. Setelah melihat PSI memasang tempat cuci tangan di beberapa lokasi, beberapa orang tergerak memberikan donasi untuk membeli ember dan tong tambahan. “Kami juga dibantu kawan-kawan dari Yayasan Aksi Indonesia yang selama ini sudah sering bekerja sama dengan Foodbank PSI,” ujar Sigit.
Rencananya, aksi ini akan diteruskan dengan mendistribusikan beberapa ratus tempat cuci tangan lagi. “Kami juga akan melebarkan aksi ini ke luar Jabodetabek,” ujar mahasiswa doktoral Ilmu Komunikasi UI ini.
Aksi ini, menurut Sigit, harus dilakukan bersama-sama agar menimbulkan dampak yang signifikan. “Kami mengajak seluruh lapisan masyarakat, organisasi, dan partai politik lain untuk bergotong-royong menjaga kesehatan seluruh lapisan masyarakat. Ini saatnya kita menunjukkan solidaritas sebagai bangsa yang bersatu,” pungkasnya.