Guntur Romli Perjuangkan Kartu Santri dan Ekonomi Berbasis Pesantren

Keinginan kader Partai Solidaritas Indonesia (PSI) ini sungguh mulia. Dialah H Mohamad Guntur Romli, putera asli daerah Tapal Kuda, Jawa Timur.

Dia memantapkan hati mendaftar sebagai Bakal Calon Legislatif (Bacaleg), Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) demi sebuah tujuan. Yakni untuk memperjuangkan Kartu Santri dan Ekonomi Berbasis Pesantren.

Bahkan, pernyataan tersebut tegas Guntur sampaikan dalam test wawancara Bacaleg PSI, Minggu kemarin (19/11/2017).

“Siswa-siswa di sekolah-sekolah umum negeri, bisa memperoleh Kartu Indonesia Pintar (KIP), harusnya siswa di madrasah dan pesantren juga mendapat Kartu Santri. Ini yang kita sampaikan dihadapan dewan juri independen pendaftaran Bacaleg PSI, diantaranya Bibit S Rianto, mantan Komisioner KPK, Saparinah Sadli, tokoh Perempuan, Henny Supolo, tokoh Pendidikan, Zainal Arifin Mochtar, Aktivis Anti Korupsi dan J Sumardy, Ketua DPP PSI,” ungkap Guntur kepada TIMES Indonesia (timesindonesia.co.id), Senin (20/11/2017).

Ekonomi berbasis pesantren, lanjut pria yang mengenyam studi di Universitas Al-Azhar, Cairo Mesir dari tahun 1998-2004, diyakini akan mampu membawa dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi masyarakat.

“Ekonomi bangkit kalau jelas antara penjual dan pembeli, ini komunitas yang punya cuma pesantren, harusnya Pemerintah peduli akan program pemberdayaan ekonomi berbasis komunitas pesantren,” katanya.

Putra KH Achmad Zaini Romli, Pengasuh Pondok Pesantren Darul Aitam, Jangkar, Situbondo, ini bukan asal bicara. Sebuah contoh kongkrit juga dia berikan. Yakni Ekonomi Berbasis Pesantren yang telah dilakukan Pesantren Sidogiri.

Dengan jaringan bisnisnya dengan Basmalah Mart, Pesantren tersebut bahkan mampu mendorong kemandiran ekonomi umat Islam.

“Kalau yang terjadi sekarang justru banyak mart-mart tapi keuntungannya tidak masuk ke pesantren, padahal pembelinya umat Islam,” cetus Guntur.

Pemberdayaan ekonomi berbasis pesantren, masih Guntur, sebenarnya tidak sulit. Hanya membutuhkan keseriusan Pemerintah dalam pembuatan kebijakan, penyusunan program serta kegiatan penunjang. Seperti pelatihan serta bantuan likuditas.

Selain Kartu Santri dan Pemberdayaan Ekonomi Pesantren, putra ideogis Gus Dur ini juga menyiapkan program Kartu untuk guru, Kiai, ustadz dan pengajar di madrasah, pesantren, musola dan masjid.

“Negara harus peduli pada madrasah dan pesantren yang terafiliasi pada NU, karena Negara ini masih ada dan tegak karena pembelaan NU, Madrasah dan Pesantren, jangan sampai Negara salah membesarkan basis, ini radikalisme muncul di basis-basis sekolah umum yang dibiayai negara, tapi NU, Madrasah dan Pesantren yang cinta Negara ini malah diabaikan,” pungkas H Guntur yang akan maju sebagai Bacaleg DPR RI Dapil III Jatim, melalui PSI ini. (*)

Sumber

Recommended Posts