Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie turut bicara tentang kehadiran Ketua DPR RI Setya Novanto serta wakilnya Fadli Zon dalam kampanye bakal kandidat presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Ada dua catatan Grace dari peristiwa itu.
Pertama, Setya dan Fadli merupakan pimpinan wakil rakyat di mana seharusnya melakukan kerja sesuai tugas pokok dan fungsinya sebagai wakil rakyat. Keberadaan keduanya dalam acara kampanye Trump menjadi tanda tanya.
“Apakah berada di kampanye capres AS termasuk mengemban tugas negara? Kalau bukan, itu yang menjadi masalah. Seharusnya mereka on the track saja,” ujar Grace di bilangan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (12/9/2015).
Kedua, Donald Trump dikenal sebagai sosok yang kontroversial lantaran pernyataan Trump sebelumnya soal sentimen SARA. Namun, hal kontroversial tersebut seolah-olah tidak dipedulikan oleh Setya dan Fadli dengan menghadiri kampanyenya. (baca: Kata Fahri, Anggota DPR Wajar Bertemu Trump seperti Jokowi Temui Pengusaha Asing)
“Dengan hadirnya wakil rakyat negara Islam terbesar di salah satu sosok yang kontroversial seperti itu, seolah-olah memberikan dukungan ke dia. Ini jadi masalah,” lanjut Grace.
Sikap Trump soal sentimen SARA, kata Grace, tak akan didukung di Indonesia. Grace pun mendukung jika kedua politisi itu diproses di Mahkamah Kehormatan Dewan di DPR RI. Menurut dia, Setya dan Fadli harus menerima konsekuensi dari perbuatannya tersebut. (Baca: Fahri Hamzah: Siapa yang Mau Ambil Kursi Saya? Ambil! Jijik Deh…)
Mahkamah Kehormatan Dewan DPR RI telah melakukan rapat internal untuk menyikapi kehadiran Setya-Fadli, serta Anggota DPR lainnya dalam jumpa pers yang digelar Trump.
Dalam rapat yang berlangsung tertutup itu, MKD memutuskan bakal memproses Novanto dan Fadli meskipun tanpa aduan. (baca: Polemik Donald Trump, MKD Mulai Pemanggilan Saksi Pekan Depan)
Setya Novanto dan Fadli menghadiri acara Trump di sela-sela kegiatan di AS. Ada tiga agenda mereka selama di DPR, yakni menghadiri sidang The 4th World Conference of Speakers Inter Parliamentary Union (IPU) di New York, bertemu dengan speaker house di Kongres Amerika, dan bertemu masyarakat Indonesia di AS.