Partai politik peserta Pemilu mulai membuka pendaftaran bakal calon legislatif tahun 2019. Salah satunya Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Provinsi Maluku Utara.
Menurut Ketua DPD PSI Provinsi Maluku Utara, Gazali Fatah, agenda perekrutan bakal calon legislatif untuk daerah pemilihan (Dapil) Kabupaten/Kota dan Provinsi sudah sesuai dengan instruksi Dewan Pimpinan Pusat (DPP). Mengingat pada bulan Juni 2018 nanti draf nama-nama Daftar Caleg Sementara (DCS) akan diajukan kepada KPU.
“Rekrutmen ini ada beberapa tahapan yang lalui bakal calon legislatif yakni administrasi, interview atau wawancara, tes, dan sosialisasi ke masyarakat. Nanti dilihat apakah calon tersebut berpengaruh atau tidak, karena sosialisasi juga penting untuk mengukur elektabilitas caleg yang bersangkutan,” kata Gazali saat ditemui di Kantor DPD PSI Provinsi Malut, di Kelurahan Santiong Ternate Tengah, Kamis (8/2/2018).
Gazali menyatakan, dalam proses seleksi administrasi setiap bacaleg ini, pihaknya melibatkan akademis dan lembaga anti korupsi sebagai juri (tim penilai). Setelah beberapa item yang menjadi indikator atau instrumen proses seleksi itu dilewati tiap-tiap bacaleg selanjutnya diterjunkan ke masing-masing Dapil guna mensosialisasikan diri ke masyarakat.
“Kalau misalnya mereka sudah dipastikan untuk maju sudah tentu basis mereka ada,” jelasnya.
Ia berkeyakinan, penjaringan kurang satu bulan ini mampu melahirkan figur-figur yang baik dan berkompeten. Sehingga fokus PSI mulai dari 5 Februari sampai 5 Maret 2018 ini sesuai dengan harapan partai.
Kata Gazali, PSI sebaga partai yang terbuka, PSI akan membuka pintu bagi seluruh putra dan putri terbaik Maluku Utara baik dari kalangan profesional, birokrat pengusaha, dan anggota organisasi masyarakat, tokoh agama dan tokoh pemuda lainnya untuk mendaftarkan diri menjadi caleg di semua level. Mulai dari DPR RI, DPRD Provinsi maupun DPRD Kabupaten/Kota.
“Yang terpenting adalah para calon ini belum terikat dengan partai politik lain atau sebelumnya,” ucapnya.
Ditanya soal mahar yang nantinya dikeluarkan setiap caleg terhadap PSI. Gazali menegaskan, modal uang bukan segalanya untuk maju dalam Pileg nanti. Dengan sinergi positif yang digalang, ditambah aktif dalam berbagai kegiatan, calon bisa jadi dalam Pileg mendatang.
“Modal bukan satu-satunya yang menjadi tolak ukur seseorang bisa menjadi anggota legislatif, dan PSI membuka semua itu secara gratis,” ujarnya. (RN)