Partai Solidaritas Indonesia (PSI) sebagai partai baru memasang terget tinggi menghadapi pemilihan legislatif 2019 mendatang. Tak tanggung-tanggung, PSI mematok angka 10 persen dari angka Parlemen Threshold (PT) 3,5 persen.
Ketua Bappilu PSI, Sumardy yakin target tersebut sangat realistis bagi partainya. Dia melihat ada kantong-kantong suara yang belum digarap maksimal.
Kita targetnya 10 persenlah,” kata Sumardy kepada rilis.id di kantor PSI Jakarta Pusat, baru-baru ini.
Lebih jauh dia mengatakan, tingkat golput yang tinggi dalam beberapa pemilihan yang lalu merupakan sikap apatis dari kalangan muda melihat kondisi politik terkini. PSI, tambah Sumardy, sebagai partai yang identik dengan partai anak muda bisa masuk menggarap ceruk tersebut.
“Pada 2014, dari 180 juta daftar pemilih tetap dalam data KPU yang milih hanya 130 juta. Sekitar 28 persen golput. Kenapa golput karen mereka tidak percaya politisi-politisi sekarang itu. Jadi pemenang Pemilu sebenarnya anak muda yang golput bukan PDIP,” ungkapnya.
Untuk calon legislatif sendiri, PSI menyuguhkan calon legislatif yang kompeten. Menurut Sumardy, saat ini tidak ada partai yang begitu transparan. Wakil rakyat yang milih bukan pilihan PSI tetai caleg PSI nantinya mesti melewati uji kompetensi dan kemampuan dari juri independen di luar PSI.
Selain itu, hasil riset terakhir mengenai perilaku pemilih, misalnya pada pada 2014 lalu tidak banyak yang konsisten dengan pilihannya. Sebagian besar pemilih bukan berdasarkan partai politik.
“Kalau kita lihat riset terakhir 2014, pemilih loyal partai kita di Indonesia yang tiga pemilu terakhir memilih partai yang sama itu hanya 8 persen. Jadi 92 persen milih bukan karena senang dengan partainya tapi mungkin bingung mau pilih siapa atau sosok calegnya jadi partai baru punya kesempatan,” pungkasnya.