Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Grace Natalie, mengungkapkan pihaknya tidak mempersoalkan perolehan nomor urut 11 bagi partainya di Pemilu 2019 mendatang. Nomor ini mereka dapat dari hasil pengundian bersama pimpinan 13 partai politik lainnya di kantor Komisi Pemilihan Umum di Jakarta Minggu malam kemarin.
Menurut Grace, tidak semua nomor urut dapat dihubung-hubungkan dengan landasan filosofi partai. Apalagi, menjadi sinyal bahwa partai tersebut dapat menjadi pemenang di pesta demokrasi tahun depan.
“Kita happy aja, mau dapat nomor urut berapa pun. Nomor 11 itu, kata Solidaritas dalam partai PSI itu ada 11 huruf. PSI juga lahir di bulan 11, jadi 11 juga,” kata Grace di kantor DPP PSI, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Senin 19 Februari 2019.
Namun, dia sempat menyinggung sejarah kemenangan partai PDI Perjuangan di Pemilu 1999 lalu. Kala itu PDIP mendapatkan nomor urut yang sama dengan nomor partai PSI saat ini.
“PDIP pertama kali maju (setelah berubah dari PDI) dan menjadi pemenang di tahun 1999 itu juga dengan nomor urut 11. Jadi siapa tau kita juga bisa menang dengan nomor 11,” ungkap mantan penyiar televisi itu.
Hal yang jauh lebih penting dan patut diapresiasi saat ini adalah kerja keras seluruh kader Partai PSI. Sebab untuk sampai pada level lolos verifikasi KPU, bukanlah hal yang mudah bagi partai baru seumur jagung seperti PSI.
“Kita sangat bersyukur sekali, kami sangat gembira karena proses yang kami lewati harus mengikuti syarat-syarat KPU yang sangat berat. Ada pengurus yang berjibaku dengan proses itu,” tambahnya.
Rekrutmen Caleg
Ke depan, lanjut Grace, PSI akan fokus pada proses rekrutmen calon anggota legislatif untuk menghadapi pemilihan anggota legislatif 2019 mendatang. Hal itu pun akan dilakukan dengan cara yang sangat transparan atau terbuka.
Proses rekrutmen melibatkan sejumlah tokoh sebagai tim seleksi independen. Di antara tokoh yang terlibat adalah mantan Hakim Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD dan mantan Menteri Perdagangan Marie Elka Pangestu.
“Partai-partai lain tidak pernah melakukan secara terbuka. Padahal itu adalah jabatan publik. Tapi PSI melakukan itu. Visi kita adalah memperbaiki wajah politik di Indonesia. Ini yang membedakan kita dengan partai lain,”ungkapnya. (ren)