Mahfud MD cocok menggantikan Presiden Joko Widodo karena dianggap mampu menjaga konstitusi, jujur, dan menegakkan prinsip kewarganegaraan. Demikian terungkap dalam diskusi online “Mengupas Sosok Mahfud MD” yang digelar DPP Partai Solidaritas Indonesia.
“Dalam mengelola bangsa ini, nilai kebangsaan itu nomor satu. Dan kebangsaan yang dipikirkan almarhum Gus Dur adalah kebangsaan berbasis pada konsitusi dan citizenship principle. Kalau kita lihat secara intens, Pak Mahfud selalu mengedepankan citizenship ini. Nah, itu adalah kunci Indonesia untuk mengatasi kesemrawutan di tengah ancaman politik identitas,” kata pengamat politik Muhammad AS Hikam dalam diskusi tersebut, Jumat 3 Juni 2022.
Salah satu upaya menjaga konstitusi dan menegakkan prinsip kewarganegaraan (citizenship), menurut Hikam, terlihat dari ketegasan Mahfud MD membubarkan organisasi masyarakat (ormas) yang bertentangan dengan Pancasila.
Hikam yang merupakan mantan Menteri Negara Riset dan Teknologi era Kabinet Persatuan Nasional juga menambahkan, Mahfud MD merupakan pribadi yang bersih dan jujur.
“Selama beliau berkiprah di politik dan sebagai akademisi, beliau punya kualitas pemimpin yang sangat penting, yaitu jujur. Bahkan menurut almarhum Gus Dur, kejujuran itulah yang sangat langka di negeri ini,” imbuh Hikam yang mengaku selalu mengikuti pemberitaan tentang Mahfud MD.
Selain itu, menurutnya, pengalaman politik Mahfud MD yang panjang sejak masa awal Reformasi, juga menjadi modal penting. Mahfud MD tercatat pernah menjadi menteri, anggota DPR, dan Ketua Mahkamah Konstitusi.
Karena itu, kiprah Mahfud MD di dunia politik tidak bisa dianggap remeh. Dia piawai memainkan setiap situasi dalam arti positif dengan tetap memegang prinsip.
“Yang tidak bisa diremehkan dari Mahfud oleh orang banyak itu adalah kemampuan beliau bermain dalam politik yang ruwet ini. Jangan kaget Anda kalau Pak Mahfud bisa membelok tapi tetap berprinsip. Ada argumentasi konstitusi tapi dalam praksisnya ‘lho, kok begini?’ ini kapasitas yang jarang dimiliki,” ujar peraih PhD dari University of Hawaii tersebut.
Sayangnya, Mahfud MD tak punya kendaraan partai politik. Untuk soal ini, Hikam menyarankan Mahfud MD harus sering berkomunikasi dengan partai-partai politik, termasuk PSI, jika ingin ikut bertarung dalam Pilpres 2024.
“Beliau itu tidak punya partai politik. Tampaknya sampai hari ini belum ada omongan dengan PSI atau NasDem, dan lain-lain. Beliau agak percaya diri dan percaya diri dalam politik Indonesia itu mahal harganya,” lanjut akademisi senior President University itu.
Sementara narasumber lain, Juru Bicara DPP PSI, Andre Vincent Wenas, menegaskan pemimpin seperti Mahfud MD sangat dibutuhkan di masa depan.
Andre mensinyalir, permainan politik identitas untuk merebut kekuasaan akan terus dipelihara dan rekam jejak Mahfud MD selama ini terbukti bisa meredam kelompok-kelompok yang berupaya mengganti ideologi Pancasila.
“Situasi yang membuat bangsa kita ini tidak baik-baik saja karena ada kelompok-kelompok tertentu yang anti-Pancasila tapi vokal. Nah, pesan Buya Syafii Maarif adalah justru orang-orang yang siuman itu harus bersuara, tidak boleh diam. Dan salah satu orang yang berani bersuara itu adalah Pak Mahfud,” papar pria pemegang gelar MBA dari Monash University itu.
Atas dasar itu, dia pun mengajak generasi muda untuk mendukung dan memilih Mahfud MD sebagai penerus Presiden Jokowi.
“Anak-anak muda sekarang harus memikirkan ‘arena bermain’ sejak 2024 nanti, supaya ekspresi kebebasan yang didambakan anak muda tersedia dan ada di depan mereka, tidak terpenjara oleh otoritas agama tertentu,” tambah Andre.
Andre pun turut menguraikan sejumlah prestasi Mahfud MD. Saat menjabat Ketua MK, kata Andre, Mahfud berkali-kali menolak upaya pelemahan KPK. Dan yang paling membekas dalam benaknya, adalah tentang pembubaran HTI dan FPI.
Mengamini pandangan Hikam, karakter kepemimpinan Mahfud MD yang banyak dipengaruhi pemikiran Gus Dur kompatibel dengan kultur bangsa Indonesia yang beragam, sehingga kesetaraan hak-hak tiap warga negara turut terjamin.
“Begitu kita punya warga negara maka hak-hak semua orang itu setara, tidak ada istilah pribumi dan non-pribumi. Dan sebagai warga negara, kita berpegang pada ayat-ayat konstitusi, bukan ayat-ayat yang lain. Itu yang secara konsekuen dipegang Pak Mahfud,” tutupnya.
Diskusi ini bagian dari Rembuk Rakyat yang diinisiasi PSI untuk mendengar suara rakyat tentang kandidat tepat penerus kepemimpinan Jokowi.
Dari Rembuk Rakyat PSI, muncul sembilan nama yang dianggap ideal oleh masyarakat sebagai pengganti Jokowi. Mereka adalah Emil Dardak, Erick Thohir, Ganjar Pranowo, Mahfud MD, Muhammad Andika Perkasa, Mochamad Ridwan Kamil, Muhammad Tito Karnavian, Najwa Shihab, dan Sri Mulyani Indrawati. Publik bisa ikut berpartisipasi dan menentukan pilihan politiknya di rembukrakyat.psi.id
Narahubung: Yus 08158153016