Aktivis lingkungan Agus Sari mendaftar sebagai calon legislatif Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Mewakili daerah pemilihan Sumatera Utara, Agus membawa isu terkait lingkungan hidup dan penggunaan sumber daya alam.
“Saya menerima undangan PSI masuk ke politik untuk melakukan pembaharuan di parlemen,” kata Agus di rumahnya, di Sentul, Bogor, Ahad, 15 April 2018.
Ia menuturkan tujuannya ingin terjun ke parlemen untuk mengeliminasi korupsi dan kolusi dalam perizinan tata guna lahan. Sebab, kata dia, selama ini pelangaran itu sering terjadi. “Beberapa kali KPK menangkap kepala daerah karena izin lahan kan,” ujarnya.
Selain itu, Agus akan memperjuangkan penggunaan energi terbarukan di Indonesia. Selain ramah lingkungan, dia berpendapat energi terbarukan juga menguntungkan secara ekonomi karena harganya yang murah.
Meski demikian, energi terbarukan belum berkembang dan penggunaannya masih 10 persen, lantaran terganjal kepentingan politik kelompok tertentu. “Inilah yang mesti dieleminasi,” katanya.
Dalam kesempatan itu, Agus mengungkapkan alasannya memilih bergabung dengan PSI. Kata dia, partai yang dipimpin Grace Natalie itu lebih maju satu dekade ketimbang partai lainnya. Menurut dia, PSI adalah partai egaliter tanpa hirarki dan senioritas. “Semua bekerja sesuai kemampuannya,” kata dia.
Agus Sari merupakan CEO PT Bentang Alam Indonesia yang bergerak di bidang pengelolaan lanskap berkelanjutan. Sebelumnya, dia menjabat sebagai CEO Belantara Foundation, yayasan nirlaba yang bergerak untuk mendukung pemulihan, perlindungan, konservasi spesies yang terancam punah, serta inisiatif pemberdayaan di kawasan konservasi dan hutan.
Pada era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Agus menjabat Deputi Bidang Perencanaan dan Pendanaan di Badan Pengelola Penurunan Emisi dari Deforestasi dan Degradasi Hutan (BP REDD+). Setelah BP REDD+ dilebur ke Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan oleh Presiden Joko Widodo, Agus menjadi anggota tim transisi KLHK hingga 2016.
Agus juga aktif mengajar di Sekolah Bisnis dan Manajemen Institusi Teknologi Bandung untuk mata kuliah Kewirausahaan dan Manajemen Inovasi dan Teknologi. Pria 52 tahun itu juga merupakan pengajar dan peneliti senior di Pusat Riset Perubahan Iklim Universitas Indonesia dengan topik pendanaan lingkungan hidup.
Ketua Umum PSI Grace Natalie mengapresiasi keputusan Agus bergabung dengan partainya, apalagi niatnya ingin berjuang di isu lingkungan. “Mengingat rekam jejak beliau, kami harus mendorong masuk ke legislatif,” kata Grace.
Menurut Grace, saat ini isu lingkungan sangat penting. Terlebih, kata dia, sempat mengemuka isu kenaikan suhu akibat global waming. Belum lagi dengan adanya isu pencemaran oleh mikroplastik. “Belum ada regulasi yang serius untuk menanggulangi isu lingkungan, ” kata pimpinan PSI itu.