Pansel Terkejut Ternyata Banyak Ide Kreatif yang Disampaikan Bacaleg PSI

Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Sumatera Utara menggelar seleksi wawancara terhadap Bakal Calon Legislatif (Bacaleg) 2019 di Kota Medan.

Seleksi Bacaleg sendiri sudah digelar selama dua hari dan diikuti sekitar 90 Bacaleg dari berbagai daerah pemilihan di Sumatera Utara.

Masing masing Bacaleg, memaparkan gagasan-gagasan dan ide-ide baru untuk kemajuan Partai Solidaritas Indonesia di hadapan Panitia Seleksi (Pansel).

Salah satu Pansel dari kalangan akademisi, Faisal Andi Mahrawa mengaku cukup terkejut dengan pemaparan para Bacaleg. Apalagi diantaranya masih berusia muda, namun punya ide kreatif yang brilian.

“Ada Bacaleg yang punya gagasan membuat aplikasi mobile terkait, bagaimana menangkap aspirasi dari masyarakat,” kata Faisal, Minggu (15/4/2018).

“Para Bacaleg yang mengikuti seleksi melebihi harapan kita para Pansel. Sebelumnya kami berharap mereka punya potensi di dunia politik dan dunia kerja mereka sehari-hari. Ternyata justru hari ini lebih dari itu. Mereka punya pandangan yang sangat detil, punya sikap terkait dengan anti korupsi dan anti intoleransi. Mereka punya solusi cerdas dan kreatif,” terangnya.

Sementara itu, salah satu Bacaleg Sidhi Nugroho Widhianto (45) mengatakan keinginannya maju sebagai Caleg PSI karena melihat partai baru itu berkomitmen untuk memberantas korupsi dan intoleransi. Ditambah lagi, tidak ada istilah mahar politik dalam PSI.

Namun saat diwawancarai oleh Pansel, dirinya mengaku gugup. Karena para Pansel punya pemahaman yang sangat luas.

“Prosesnya transparan, kita bisa melihat langsung di website PSI. Proses seleksi juga disiarkan secara langsung di facebook PSI,” katanya.

Lebih lanjut, lelaki yang berprofesi sebagai karyawan swasta itu mengaku ikut penjaringan caleg karena punya pengalaman buruk terkait korupsi. Istrinya pernah mengkritisi soal kasus pungutan liar akreditasi puskesmas.

“Sebetulnya ada dana dari pusat, tapi di bawah ada kutipan biaya untuk akreditasi puskesmas. Jadi saya ingin bersihkan korupsi di pemerintahan dan instansi lainnya sampai ke akar-akarnya. Sebab angka korupsi yang tinggi di Sumut, menurutnya terjadi karena hukuman yang terlalu ringa,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua DPW PSI Sumut Fuad Perdana Ginting mengatakan pihaknya tidak membedakan seleksi terhadap kader PSI yang juga ikut seleksi. Dari seluruh Bacaleg usia termuda yang ikut seleksi adalah 22 tahun dan tidak mengurangi standar penilaian. Yang tidak layak lolos tidak akan lolos.

“Yang paling penting, para Bacaleg bisa mengetahui tugas pokok legislatif dan punya ide kreatif. Para caleg nantinya yang terpilih harus mampu mengajak masyarakat mewujudkan idenya. Jadi kita tidak main main untuk mencari caleg. Karena mereka adalah calon wakil rakyat,” pungkas Fuad. (cr9/tribun-medan.com).

Sumber

 

Recommended Posts