Juru Bicara Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Rian Ernest membela pernyataan kontroversial Tsamara Amany mengenai Presiden Rusia, Vladimir Putin.
Dalam cuitan di akun twitter-nya @rianernesto, Rian Ernest ingin menyumbangkan pikirannya soal polemik antara Tsamara dan media Rusia yang menanggapinya.
“Terima kasih kepada @RBTHIndonesia dan pihak Kedutaan Besar Rusia yang proaktif di dalam diskusi publik ini,” tulis Rian Ernest.
Menurut dia, pihaknya menghargai respons dari media Rusia, Russia Beyond The Headline, yang menanggapi video Tsamara soal peran ke oposisi dan pers, serta korupsi di bawah kepemimpinan Putin.
“Tentu kita hargai dan itu sah-sah saja. Namun ada catatan. Media itu menyerang personal ketua DPP PSI dengan menggunakan ungkapan ‘kedangkalan wawasan’ dan ‘ketidakdewasaan’” tulis Ernest.
“Padahal kritikan kami kepada Gerindra yang memuja Putin, didasarkan data dan fakta,” katanya.
Namun demikian, kata dia, bukan berarti seluruh hal di Rusia buruk.
“Tapi negara itu memang memiliki masalah besar dalam korupsi. Indeks persepsi korupsi yang dirilis Transparency International pada 2017 lalu, Rusia berada di peringkat 135/180 negara. Sementara Indonesia berada di posisi yang lebih baik, 96,” katanya.
“Demikian pula dalam penilaian yang dikeluarkan oleh Freedom House. Lembaga ini memasukkan Rusia dalam kategori not free dalam hak kebebasan sipil dan politik,” Rian Ernest menambahkan.
Dituliskan bahwa dalam skala 1 sampai 7, di mana 1 sangat bebas dan 7 sangat tidak bebas, freedom rating Rusia berada di angka 6.5. Sementara Indonesia, walaupun kategori fully free diturunkan menjadi partly free sejak 2013, tapi freedom rating kita jauh lebih baik, yakni 3.
“Sangat beralasan jika kami, partai anak muda, mengkritik keras sikap politikus Indonesia yang juga adalah wakil ketua DPR yang justru mengidolakan pemimpin Rusia yang negaranya jauh di bawah Indonesia dari sisi indeks persepsi korupsi dan kebebasan sipil dan politik,” ujarnya.
“Akan lebih baik bila @RBTHIndonesia sebagai media yang menampilkan wawasan soal Rusia, terlepas ini termasuk alat soft power campaign dari Rusia atau tidak, menggunakan bahasa lebih bersahabat dan lebih memahami konteks perbedaan pandangan antara PSI dan Gerindra perihal Putin,” tulis Rian Ernest lebih lanjut.
Dikatakan bahwa pihaknya akan lebih senang bila kritikan tajam datang dari partai di Republik Indonesia yakni Gerindra yang mana tidak sepakat dalam beberapa hal:
Putin yang jadi teladan dan hak konstitusional koruptor untuk bisa dipilih lagi dalam jabatan publik.
“Sah-sah saja bagi @RBTHIndonesia membela persepsi soal Putin. Tapi bagi kami, @psi_id sebagai parpol perwakilan kaum muda, jauh lebih penting untuk sekuat tenaga mencegah hadirnya kembali otoritarian di bumi Indonesia,” tulis Rian Ernest.