Sekjen PSI: Lihat Indonesia dengan Optimis, Bukan dengan Pesimis dan Menebar Ketakutan

Sekjen Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Raja Juli Antoni menanggapi pidato Prabowo Subianto mengenai kajian negara lain yang mengatakan Indonesia akan bubar pada tahun 2030.

Tanggapan Antoni ini di postingkan di akun twitternya secara bertahap. Dalam twittnya Antoni mengatakan kami (PSI) beda pendapat dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.

Generasi muda, generasi baru politik melihat Indonesia dengan kacamata optimis tidak dengan pesimis dan menebar ketakutan akan masa depan Indonesia.

Tentu saja Indonesia punya masalah dan mungkin banyak masalah tapi secara umum kita on the right track mengurai masalah masalah tersebut kata Antoni.

Lebih lanjut lagi Antoni mengatakan generasi optimis melihat persoalan seperti gelas setengah terisi bukan gelas setengah kosong. Tentu saja optimisme berdasarkan data bukan asumsi, insinuasi dan konspirasi.

Tanyakan pak Prabowo Subianto dan Gerindra, data Indonesia bubar tahun 2030 itu dari mana? Kabarnya data itu dari novel..? tulis Antoni di akun pribadinya.

Sekjen PSI tersebut merasa optimis akan masa depan Indonesia, hal itu dikarenakan Indonesia mimiliki populasi terbesar ke-4 dunia menjadikannya mimiliki potensi pasar domestik.

Sebagai bonusnya di tahun 2030 Indonesia akan menjadi salah satu negara dengan tenaga kerja produktif terbesar. Dimana World Economic Forum nyatakan bahwa Indonesia berkontribusi sebesar 2,5% untuk pertumbuhan ekonomi Dunia di 2017-2019.

Kontribusi ini menempatkan Indonesia di peringkat ke-5 setelah China (35,2%), AS (17,9%), India (8,6%), dan Ekonomi Eropa (7,9%).

Melihat data-data tersebut dapat dikatakan bahwa saat ini Indonesia masih “on-track” untuk menjadi negara superpower baru.

Standard Chartered (2010) katakan bahwa Indonesia akan tergabung dalam G-7 di 2030. 7 besar ekonomi dunia. PwC katakan 2030, GDP Indonesia dalam PPP mencapai US$ 5,424 triliun atau ke 5 setelah Tiongkok, AS, India, dan Jepang. Sementara di 2050, akan mencapai US$ 10,5 triliun, atau berada di peringkat ke-4 setelah Tiongkok, India, dan AS.

Data tersebut juga membuat kita patut optimis dan menolak retorika menakutkan Indonesia bubar di tahun 2030. Tapi kita harus akui masih ada masalah yang harus diselesaikan bersama semua anak bangsa. Dimana masalah tersebut adalah sebuah tantangan bukan sebuah ketakutan.

Permasalah tersebut menurut Antoni adalah KORUPSI dan INTOLERANSI. Korupsi secara sistematis kurangi hak rakyat dalam layanan publik seperti kesehatan, pendidikan, layanan sosial lainnya.

Sedangkan soal Intoleransi kita mesti sadar kemajemukan adalah modal utama kita sebagai bangsa Indonesia oleh karena itu antoni mengatkan bangsa kita teracam bubar bila intoleransi berkembang. Spirit primordialisme merebak.

Bisnis dan lapangan kerja pasti hancur bila kita menjadi negara yang sektarian. Afghanistan contoh kongkret bila negara dikalahkan oleh sekrarinisme, masyarakat semakin miskin. Konflik berdarah.

Mengakhiri twittnya Raja Juli Antoni mengatakan bahwa generasi optimis yang yakin akan masa depan Indonesia. Dengan optimisme, kerja keras, doa dan istiqomah melawan korupsi dan intoleransi InsyaAllah kita mejadi bangsa besar.

Sumber

Recommended Posts