Pelaksanaan Pilkada di Sumatera Utara tinggal menghitung bulan. Di samping itu, dinamika politik pun kian semakin memanas mengikuti konstalasi politik yang berkembang.
Berbagai jargon dari masing-masing bakal calon memenuhi setiap baliho, spanduk hingga pemberitaan media jelang Pilkada Sumut yang di jadwalkan dilaksanakan pada 22 Juni 2017 mendatang.
Tak hanya itu, isu mahar politik dari bakal calon agar dicalonkan partai politik pun tidak lepas dari pembicaraan masyarakat di media, diskusi kampus hingga kedai-kedai kopi.
Ketua DPW PSI Sumut, Fuad Ginting, saat ditemui oleh medanToday.com di kantor PSI Sumut di Jl. Karya Kasih, Medan Johor (19/12) berkomentar atas isu mahar politik yang berkembang jelang proses pencalonan gubernur di Sumut.
Fuad mengatakan isu mahar politik sudah menjadi rahasia umum jelang pilkada di seluruh penjuru Bumi Indonesia. Ini yang harus dihindari, sebab mahar politik di Pilkada merupakan gejala awal terjadinya korupsi. Apalagi jumlahnya sampai puluhan miliar.
“Isu mahar politik sudah menjadi rahasia umum jelang pilkada, Ini yang harus dihindari sebab, mahar politik di Pilkada merupakan gejala awal terjadinya korupsi. Apalagi jumlahnya sampai puluhan miliar. Kita bisa bayangkan bagaimana cara mengembalikan uang sebanyak itu kecuali dengan jalan korupsi,” ujar Fuad Ginting.
Pertama kali, Fuad mengatakan, di Sumatera Utara melaksanakan Pilkada untuk memilih gubernur pada tahun 2008 yang lalu sudah 2 Gubernur yang ditahan KPK karena Korupsi yaitu Samsul Arifin (2008-2013) dan Gatot Pujo Nugroho (2013-2018).
Fuad menambahkan bahwa sekarang PSI sebagai partai anak-anak muda yang bersih dan bebas dari dosa politik masa lalu tentunya akan menjadi warning bagi para koruptor di Sumut.Menurutnya, PSI tegas soal korupsi dan sangat Intoleran kepada pejabat-pejabat Sumut pencoleng dana publik, pencuri dana APBD untuk memperkaya diri sendiri.
“PSI adalah kumpulan anak-anak muda yang bebas dari dosa politik masa lalu. Apalagi korupsi, kami sangat intoleran kepada pejabat-pejabat Sumut pencoleng dana publik. Pencuri dana APBN untuk memperkaya diri sendiri. Saya pikir ini warning buat semua agar jujur dan bersih dalam mengelola APBD” tutup Fuad. (mtd/war)