Banjir rob di Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak menarik perhatian mantan pebulu tangkis Indonesia, Hariyanto Arbi. Ia mengunjungi warga di lokasi banjir memberikan semangat atau dukungan moril kepada sejumlah korban banjir rob di Kecamatan Sayung.
Menurut Hariyanto Arbi di Demak, Minggu, dirinya memang tergerak ketika membaca spanduk besar yang terpampang di tugu perbatasan Demak-Semarang yang bertuliskan “jangan tenggelamkan kami”.
Ketika mengecek Desa Sriwulan, Kecamatan Sayung, Demak, kata dia, warga memang cukup menderita dengan banjir rob yang melanda perkampungan mereka.
Untuk itu, lanjut dia, dirinya mencoba mendatangi mereka untuk memberikan dukungan moril agar mereka tetap tabah dan tersenyum dengan kondisi perkampungannya dilanda banjir rob.
“Mudah-mudahan, segera ada jalan keluar atas bencana banjir rob yang sudah puluhan tahun terjadi tersebut,” ujarnya saat mendatangi warga korban banjir di RT 7 RW 8, Desa Sriwulan, Kecamatan Sayung, Demak.
Peraih dua gelar All England tersebut berharap, pemerintah segera mengambil kebijakan untuk membantu mengatasi persoalan yang dihadapi warga Demak, khususnya warga Kecamatan Sayung.
“Saya memang tidak bisa menjajinkan sesuatu yang lebih banyak, tetapi untuk sementara selain memberikan dukungan moril juga membantu kebutuhan pokok seadanya untuk meringankan beban warga,” ujar Hariyanto yang kini menjadi bakal calon legislatif DPR RI dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Hariyanto yang mulai terjun ke dunia politik itu mengaku mendapatkan pelajaran yang berharga dan ketika mendapat amanah sebagai wakil rakyat tentu akan berupaya memperjuangkan aspirasi warga.
Sementara itu, Ketua RT 7 Desa Sriwulan, Aris Rumadi, membenarkan bahwa selama 10 tahunan lebih warga merasa sangat menderita dengan banjir rob yang sering melanda.
“Hampir setiap saat, warga harus hidup dengan kondisi perkampungan tergenang banjir rob,” ujarnya.
Biasanya, kata dia, banjir rob mulai naik pada malam hari, sedangkan siang hari ini (10/12) sedang surut. Jika genangan hingga masuk ke rumah, kata dia, warga memang harus bergegas mengungsi, karena genangan bisa mencapai pinggang orang dewasa dan merendam seisi rumah.
Bahkan, lanjut dia, rumah yang pondasinya ditinggikan sekalipun, tetap banyak yang tetap terkena banjir rob tersebut.
Untuk wilayah RT 7, lanjut dia, ada belasan rumah yang hancur karena terjangan air laut.
“Saya juga kasihan dengan anak-anak sekolah, karena ketika berangkat ada yang harus melewati genangan banjir setinggi pinggang,” ujarnya.
Ia berharap wacana pembuatan tanggul laut di sekitar desa mereka bisa segera direalisasikan karena ketika tidak ada upaya ancamannya ratusan rumah warga di Desa Sriwulan akan tenggelam. (ant/muz)