Menurut Ferry, saat interview dirinya diminta membuat dan mempresentasikan makalah yang bertema anti korupsi dan anti intoleransi. Judul makalah yang juga menjadi visi Ferry adalah “Menjadi Teladan untuk Memberantas Korupsi dan Intoleransi secara Kolektif 2019-2024”.
“Dari makalah itu saya menawarkan dua solusi kreatif untuk melawan korupsi dan intoleransi. Pertama, saya akan membuat Akademi Mr. Sartono yang merupakan Bapak Parlemen Indonesia dan Orang Tua atau Ortu Literasi dengan menggandeng tokoh agama, tokoh masyarakat, akademisi dan aktivis media sosial atau medsos,” ujar Ferry saat dikonfirmasi kepada Pos Kota.
Ferry menuturkan masalah korupsi dan intoleransi di Depok serta Bekasi sudah dalam tahap mengkhawatirkan. Di sisi lain anggota DPR yang terpilih ada yang berlatar belakang tokoh adat, tokoh agama hingga pakar hukum.
“Saya menyimpulkan korupsi dan intoleransi belum menjadi fokus dari para anggota DPR dari Dapil Depok – Bekasi yang terpilih kemarin. Maka dengan saya menyalonkan sebagai caleg ini, ingin memperbaiki ini semua,” tegasnya.
Ketika maju sebagai caleg, Ferry yang juga pengusaha mengaku cukup banyak mendapat stereotype untuk memperkaya diri atau golongannya. Ada juga yang menganggap remeh, maju dari Dapil Depok – Bekasi dengan melalui partai baru atau PSI, kemungkinan menangnya kecil.
“Saya ingin memberikan pembelajaran politik dengan jawaban, jika saya hanya memikirkan kemenangan, tentu yang menjadi kendaraan saya bukan PSI tapi partai lama yang sudah mapan dengan sistem atau kulturnya. Dan Dapil yang saya pilih pun bukan Depok – Bekasi,” tuturnya.
Bersama dengan memilih PSI dan Dapil Depok – Bekasi itu , Ferry itu semua merupakan sebuah tantangan. Dan tantangan inilah yang bisa memberikan nilai-nilai kebajikan politik kepada pemilih.
“Lihat saja interview caleg yang terbuka hanya ada di PSI. Mekanisme pendanaan caleg, mengajak rakyat berpatisipasi melalui patungan rakyat. Dan rakyat bisa mengontrol anggota legislatif dari PSI melalui aplikasi aduan rakyat yang tengah dipersiapkan,” terangnya.
Seusai ini, Ferry mengatakan akan fokus melakukan sosialisasi terkait Akademi Sartono dan Orang Tua Literasi kepada pemilih yang ada di Depok – Bekasi. Ia akan menggandeng seluruh lapisan pemilih untuk mendukung program ini.
Para juri yang hadir saat menginterview Ferry ialah Direktur Intrans, Andi Saiful Haq. Kemudian Pakar Hukum, Asep Iwan Iriawan dan Komisioner Komnas Perempuan, Neng Dara Afifah. (Angga/Tri)