Dua mantan jurnalis, Ratu Isyana Bagoes Oka dan Andy Budiman baru saja mendaftar sebagai caleg melalui PSI. Keduanya siap menggodok RUU penyiaran dan kebebasan berekspresi bila berhasil duduk di DPR.
Sebagai aktivis pejuang kebebasan ekspresi, Andy Budiman prihatin masih banyaknya kaum minoritas dipandang sebelah mata. Ia menilai masih banyak peraturan dan aturan yang menyediakan ruang cukup untuk berekspresi.
“Saya melihat banyak sekali peraturan yang menghambat peraturan dan ada banyak hal, atau banyak orang dipenjara karena mengungkapkan pendapatnya ada buku yang dilarang edar, ada diskusi yang dibubarkan. Bagi saya itu adalah ancaman kebebasan,” kata Andy di Kantor PSI di Jalan KH Wahid Hasyim, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Jumat (20/10/2017).
Kelak Andy pun berniat akan menghasilkan produk hukum dan aturan menjamin, mendukung dan memperluas kebebasan berekspresi bila berhasil masuk ke Senayan. Dia yakin kebebasan bisa memberikan dampak positif bagi masyarakat.
“Hanya dengan kebebasan individu bisa berkembang. Sebagaimana kita lihat GoJek, Nadin kalau nggak ada kebebasan dari Nadin dia nggak akan pernah bisa men-develop aplikasi GoJek,” ucapnya.
“Karena kebebasan dia bisa melahirkan GoJek yang pada akhirnya dinikmati semua masyarakat. Kebebasan menciptakan dan memberikan ruang baginya untuk berkembang dan maju, dan kita semua merasakan dampaknya,” imbuh Andy.
Sementara itu, sebagai mantan praktisi media, Isyana mengatakan akan berfokus pada RUU Penyiaran yang saat ini sedang dibahas di Komisi I DPR, terutama program pendidikan anak. Dia menilai tidak banyak program di media massa yang bisa menghasilkan budi pekerti bagi anak.
“Saya sangat konsen pada pendidikan anak-anak dan juga pendidikan anak-anak tidak hanya di sekolah tapi juga segala sesuatu di dunia pertelevisian saat ini. Segala sesuatu yang ada di internet segala sesuatu yang bisa dilihat anak-anak saat ini, ini juga salah satu juga harus diatur agar anak Indonesia tumbuh dengan generasi yang memiliki budi pekerti,” ujar Isyana.
Isyana menilai dengan tayangan yang sehat dan layak untuk ditonton, budi pekerti secara tidak langsung akan tumbuh.
“Sekarang ini budi pekerti kita lihat sesuatu yang jadi konsen orang, kepedulian banyak orang. Anak-anak kita yang akan memajukan Indonesia. Jadi, terkait anak-anak dan pendidikan dan apa yang ditonton dan dilihat anak- anak,” tuturnya. (elz/elz)