Guntur Romli, Anak Ideologis Gus Dur Daftar Caleg PSI, Ini Profilnya

Guntur Romli selama ini dikenal sebagai pejuang toleransi dan kebhinnekaan. Dia dikenal dekat dengan Gus Dur (KH Abdurrahman Wahid), karena pernah memandu acara Kongkow Bareng Gus Dur di Radio KBR 68H dari tahun 2005 sampai 2009 menjelang Gus Dur wafat.

Berikut profil lengkap Mohamad Guntur Romli yang diterima redaksi: HM Guntur Romli, Haji Mohamad Guntur Romli, atau dikenal Guntur Romli atau GunRomli, lahir di Asembagus, Situbondo, Jawa Timur 17 Maret 1978. Ayahnya KH Achmad Zaini Romli adalah Pengasuh Pondok Pesantren Darul Aitam Arromli, Jangkar, Situbondo dan ibunya, Hj Sri Sungkawa Ningsih, seorang guru.

Menikah dengan Nong Darol Mahmada, seorang aktivis Perempuan, dan memiliki dua orang putri: Andrea Azalia Ardhani dan Alexandria Hypatia Mohamada. Pendidikan: Dari Pesantren ke Universitas Al-Azhar, Cairo, Mesir Menyelesaikan pendidikan tingkat dasar dan menengah umum serta pendidikan keislaman di pesantren ayahnya dari tahun sejak usia dini hingga tahun 1992.

Selanjutnya dari tahun 1992 sampai 1997 melanjutkan pendidikan di Tarbiyatul Muallimin al-Islamiyah Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan Sumenep Madura. Dari tahun 1997 hingga 1998 menjadi guru bantu (ustadz) di almamaternya sekaligus kuliah di Pesantren Tinggi Al-Amien (PTA) dan Sekolah Tinggi Ilmu Agama Islam (STIDA) Al-Amien Fakultas Tarbiyah. Dia juga menjadi Penanggung Jawab untuk Majalah Bahasa Arab “Al-Wafa”.

Pada tahun 1998 memperoleh beasiswa dari Universitas Al-Azhar, Cairo, Mesir untuk melajutkan studi-studi keislaman, dan ia masuk Fakultas Ushuluddin, Jurusan Aqidah Falsafah Universitas Al-Azhar, Cairo Mesir.

Aktivitas: Kader dan Pengurus NU Mesir

Untuk kegiatan ekstrakulikuler kemahasiswaan, dia aktif di Nahdlatul Ulama (NU) Mesir, dari sebelumnya bernama Keluarga Mahasiswa Nahdlatul Ulama (KMNU) Mesir hingga menjadi Pengurus Cabang Istimewa NU Mesir, dari tahun 1999 sampai 2004. Tahun 2002-2004 ia menjabat sebagai Wakil Ketua Tanfidziyah PCI NU Mesir.

Pada Juli 2003 bersama PCI NU Mesir menggelar Silaturahmi Kader NU Luar Negeri yang dihadiri Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi, KH Said Aqil Sirodj (Syuriah PBNU), KH Ahmad Masduqi Mahfudz (Syuriah PWNU Jawa Timur), KH Fawaid As’ad Syamsul Arifin (Situbondo), KH Miftahul Akhyar (Syuriah Jawa Timur), KH Manarul Hidayat (Syuriah PBNU), KH Muhaiminan Gunardo, KH Sumantri Zakaria, KH Muhammad Nuruddin Abdurrahman, Dr. Siti Musdah Mulia, Dr Siti Muri’ah, Ny Juwairiyah, Ny Jayidah dan Gus Hilman Wajdi Hasyim.

Kolomnis dan Wartawan

Selama di Mesir pula ia menjadi Koresponden Majalah Panji Masyarakat Wilayah Timur Tengah dan Afrika Utara 2002-2002 dan Wartawan Majalah Mingguan GATRA Wilayah Timur Tengah dan Afrika Utara 2002-2004.

Ia juga aktif menulis isu-isu politik Timur Tengah, Keislaman dan Kebudayaan di surat-surat kabar di tanah air seperti Kompas, Jawa Pos, Republika, Suara Pembaruan, Koran Tempo, Media Indonesia, Pikiran Rakyat dan lain-lainnya.

Akhir tahun 2004 ia kembali ke Indonesia, sempat bergabung di Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (P3M), Jakarta.

Kongkow Bersama Gus Dur Selama 5 Tahun

Pada November 2005, ia menjadi Pemandu Acara Acara Kongkow Bareng Gus Dur—talkshow rutin tiap hari Sabtu pukul 10.00-11.00 WIB bersama mantan Presiden RI KH Abdurrahman Wahid—di KBR68H, Jakarta dan disiarkan lebih dari 70 radio jaringan di Indonesia, acara Kongkow ini berlangsung dari November 2005 sampai menjelang Gus Dur wafat tahun 2009.
Kedekatan Guntur dan Gus Dur dalam acara Kongkow (Foto: Facebook @GunRomli)

Kebudayaan, Lintas Agama dan Kesejahteraan Satwa

Ia bergabung dengan Komunitas Kesenian dan Kebudayaan Komunitas Utan Kayu (2005-2008) dan Komunitas Salihara (2008-2017). Selain itu ia juga aktif dalam organisasi lintas agama, advokasi hak-hak sipil, toleransi dan hak-hak asasi manusia. Ia juga salah satu pendiri organisasi Garda Satwa Indonesia (GSI) sejak tahun 2012 yang peduli terhadap hak-hak dan kesejahteraan satwa.

Analis Politik di Televisi

Dia juga sering tampil di televisi sebagai Analis Politik Timur Tengah dan isu-isu keislaman khususnya radikalisme dan terorisme untuk media televisi di Indonesia: SCTV, Metro TV, Trans-7, dan TVOne, Kompas TV, tahun 2008-sekarang

Karya-kaya Pemikiran: Islam Nusantara, Islam Tanpa Diskriminasi. Dia memiliki beberapa karya tulis baik karya sendiri atau kumpulan tulisan bersama penulis-penulis lain:

“Kontekstualisasi Islam dalam Peradaban” (Kumpulan tulisan bersama), Penerbit Forum Silaturahmi Keluarga Madura (Fosgama), Cairo Mesir, 2002

“Menyoal Agama, Menggugat Mahasiswa” (Kumpulan tulisan bersama), Penerbit Ikatan Keluarga Besar Al-Amien (IKBAL) Korda Cairo Mesir, 2003

“Dari Jihad Menuju Ijtihad” (Tulisan bersama), Penerbit Lembaga Studi Islam Profresif (LSIP), Jakarta, 2003

“Mendobrak Tradisi” (Kumpulan tulisan bersama), Penerbit Buku KOMPAS, Jakarta 2004

“Kala Fatwa Jadi Penjara” (Kumpulan tulisan bersama), Penerbit the Wahid Institute Jakarta, 2006

“Ustadz, Saya Sudah di Surga” (Kumpulan kolom), Penerbit KataKita Jakarta, 2007

“Muslim Feminis: Polemik Kemunduran dan Kebangkitan Islam”, Penerbit Freedom Institute, Jakarta, 2010 yang merupakan mas-kawin pernikahannya dengan Nong Darol Mahmada

“Syahadat Cinta Rabiah al-Adawiyah”, Penerbit Rehal Pustaka, Jakarta, 2011

“Islam Tanpa Diskriminasi, Menegakkan Islam yang Rahmatan Lil Alamin”, Penerbit Rehal Pustaka, Jakarta, 2013

“Islam Kita Islam Nusantara” (e-book), Ciputat School, Jakarta, 2015

“Risalah Ramadhan, Puasa dan Idul Fitri” (e-book, tulisan bersama), Digiumm Jakarta, 2016

Terjemahan:

“Qabûlul al-Âkhar” Karya Penulis Koptik Mesir Milad Hanna, edisi terjemahan: “Menyongsong yang Lain, Membela Pluralisme”, 2005.

Sumber

Recommended Posts