Upacara pengibaran bendera pada 17 Agustus kemarin kental dengan nuansa kebhinekaan. Presiden Joko Widodo, Ibu Negara Iriana Jokowi, menteri, hingga tamu undangan mengenakan pakaian adat Indonesia.
Hal ini pun mendapat apresiasi dari Direktur Pusat Studi Agama dan Demokrasi PUSAD Paramadina Ihsan Ali Fauzi. Menurut Ihsan, Jokowi ingin menyampaikan pesan keragaman dan persatuan budaya melalui pakaian adat.
“Ini membawa aura positif. Sangat bagus dan ini pertama kali. Ini memperlihatkan keberagaman, kekayaan, dan persatuan kita,” kata Ihsan di kantor Partai Solidaritas Indonesia, Jakarta Pusat, Jumat, 18 Agustus 2017.
Sebelumnya, Indonesia tengah diterpa isu anti-Pancasila. Sejumlah kelompok diduga ingin mengubah ideologi Pancasila dengan ideologi lain.
“Ini yang membuat kita tidak bisa terhindar dari keragaman. Cara Presiden ini menegaskan keberagaman sama seperti yang diajarkan Pancasila,” ungkapnya.
Usai upacara pengibaran bendera selesai, Presiden Jokowi memberikan hadiah untuk lima tamu undangan dengan pakaian adat terbaik.
Mereka adalah Menteri Hukum dan HAM Yassona Laoly dengan pakaian perang adat Nias, Ketua DPD RI Oesman Sapta Odang dengan pakaian khas Minang, dan Istri Tito Karnavian, dan Tri Suswati dengan pakaian Papua.
Lalu ada asisten ajudan Presiden Muhammad Syarif dengan pakaian khas Dayak dan Agati Sulie yang juga mengenakan pakaian Dayak. (MBM)
Sumber: Metrotvnews