Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Aceh Barat, mekhawatirkan Peristiwa pembakaran lahan yang sedang marak terjadi di beberapa wilayah Kabupaten Aceh Barat dan Nagan Raya, mulai berdampak pada jarak pandang pengendara dan kesehatan.
Ketua DPD PSI Aceh Barat, Putra Pratama Sinulingga, S.H. menyatakan sejak sebulan terakhir, kabut asap hasil pembakaran lahan yang semakin tebal menggangu dan tidak henti-hentinya dikeluhkan masyarakat, baik karena mengganggu aktivitas transportasi maupun merugikan dari segi kesehatan.
“Kabut asap tidak hanya mengganggu jarak pandang, tapi kini sudah mulai masuk ke dalam rumah warga. Sekalipun mereka menutup rumah namun asap tetap masuk dari celah-celah rumah. Hal ini beresiko Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) khususnya bagi anak dan ibu hamil,” kata Putra, Selasa (25/7/2017).
Dijelaskan oleh Putra, pembukaan lahan dengan cara mambakar hutan serta lahan gambut kerap dilakukan oleh okmum perusahaan maupun masyarakat di Nagan Raya, karena dianggap lebih mudah dan murah pengerjaannya. Apalagi saat ini Aceh sedang musim kemarau yang membuat api makin cepat merambah.
“Mereka hanya memikirkan ongkos murah dan instan untuk membuka lahan, tanpa peduli dampak yang ditimbulkan, jauh lebih mahal bahkan kesehatan anak-anak dan saudaranya sendiri jadi taruhan. Belum lagi soal lahan yang dibakar itu bisa saja statusnya belum ada izin,” kata Putra.
Ketua PSI yang juga berprofesi sebagai advokat ini menghimbau masyarakat sekitar dan pihak terkait untuk bersama-sama memikirkan langkah pemadaman titik api di beberapa titik di Aceh Barat dan Nagan Raya. Pihak kepolisian juga mesti proaktif mendata perusahaan yang nakal membakar hutan.
“Pihak keamanan dan instansi terkait seperti dinas kesehatan mencegah dan meminimalisir gangguan kesehatan akibat kabut asap, ibu hamil dan anak-anak diimbau untuk gunakan masker saat berpergian ke luar rumah, menghindari keluar rumah saat kabut asap mulai pekat,” ungkap Putra.
Data dari BPBD Aceh Barat merincikan hingga Selasa (25/7) kekeringan yang terjadi telah mengakibatkan terjadinya kebakaran lahan dan hutan di enam kecamatan dengan luas mencapai 69 hektare. Kawasan yang mengalami kebakaran lahan dan hutan yakni Kecamatan Johan Pahlawan, Woyla, Meureubo, Sama Tiga, Arongan Lambalek dan Kecamatan Kaway XVI, beberapa lokasi sudah berhasil dipadamkan. [slrs]
Sumber: Kumparan