Nama Tsamara Amany Alatas kini tengah ramai diperbincangkan publik. Gadis muda kelahiran 24 Juni 1996 ini lahir dan besar di Jakarta. Dalam usia yang masih terbilang muda, Tsamara sudah berkecimpung di dunia politik.
Awal mula Tsamara menyukai dunia politik karena sering menyaksikan berita kerusuhan pada 1998 bersama orangtuanya.
Tsamara mengaku sangat mengagumi mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Selain itu, ia juga mengidolakan sosok pemimpin seperti Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
Berikut beberapa fakta Tsamara Armany, generasi milenial yang cinta politik:
1. Masih berstatus mahasiswi
Tsamara yang pada Hari Raya Idul Fitri 2017 berulang tahun ke-21, masih berstatus mahasiswi di Universitas Paramadina. Dia memilih jurusan Ilmu Komunikasi. Saat ini dia tengah menempuh pendidikan semester VI.
2. Bercita-cita jadi Gubernur DKI Jakarta
Bukan tanpa tujuan mengapa Tsamara terjun ke dunia politik. Ia ternyata ingin menjadi Gubernur DKI Jakarta. “Aku mau jadi Gubernur Jakarta kalau usiaku sudah memenuhi syarat,” tutur Tsamara saat acara Friday Talk.
Tsamara mengaku sangat mengagumi mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Selain itu, ia juga mengidolakan sosok pemimpin seperti Presiden Joko Widodo.
“Aku juga mengidolakan Bung Karno. Retorikanya bagus,” ujar dia.
3. Pendiri LSM Perempuan Politik
Aktivitas Tsamara kini selain sebagai mahasiswi S1 Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Paramadina, juga merupakan Pendiri LSM Perempuan Politik.
Bersama dua temannya, Gaby dan Nita, Tsamara mendirikan organisasi Perempuan Politik.
Organisasi ini bertujuan untuk menyebarkan pentingnya kesadaran berpolitik bagi perempuan dan generasi muda di Indonesia. Kesadaran untuk mengubah masyarakat dengan masuk ke pemerintah juga ditumbuhkan melalui LSM tersebut.
4. Pernah magang di Balai Kota saat Ahok jadi Gubernur DKI
Tsamara rupanya pernah menjadi staf magang di Balai Kota DKI saat Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menjabat sebagai gubernur.
Ketika masa magangnya habis, dia pun mengunggah momen terakhirnya bersama Ahok di akun instagramnya.
“28 April 2016 — Pamitan kepada Pak Ahok karena masa magang di Balaikota harus berakhir. Kebetulan sama-sama pakai encim dan koko, akhirnya foto ala-ala Betawi,” tulis Tsamara.
Saat magang bersama Ahok, dia ditugaskan dalam tim untuk membantu Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP), simplifikasi perizinan memulai usaha, dan meningkatkan peringkat izin memulai usaha dari 167 (2015) menjadi 151 (2016) dalam survei Bank Dunia.
5. Ketua DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI)
Setelah bergabung dengan Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Tsamara langsung diberi posisi sebagai Ketua DPP bidang eksternal semenjak April 2017.
6. Pernah jadi saksi di Mahkamah Konstitusi
Tsamara juga pernah menjadi saksi untuk Gerakan Nasional Calon Independen (GNCI). Saat itu dia tengah berjuang untuk para calon independen di pilkada.
Aksinya memberikan keterangan pada Mahkamah Konstitusi pun dia unggah di akun instagramnya.
“3 Agustus 2015 — Bersaksi untuk Gerakan Nasional Calon Independen (GNCI) demi meringankan syarat calon independen maju dalam pilkada di pengadilan paling sakral di Republik ini, Mahkamah Konstitusi. Alhamdulillah gugatan dikabulkan,” tulis dia.
7. Penulis buku politik
Tsamara Amany meluncurkan buku politik pertamanya berjudul “Curhat Perempuan”. Buku yang kali pertamanya di bedah pada 17 April 2017 itu merupakan kumpulan artikel yang ditulis Tsamara selama tiga tahun terakhir.
“Buku tersebut bukan hanya curhatan remeh temeh, tetapi curhatan seorang wanita belia yang sangat berbobot dan peduli terhadap negaranya,” ungkap Hamid Basyaib yang merupakan salah satu pembicara dalam diskusi bedah buku yang berlangsung di Grand Cemara Hotel, Jakarta seperti diunggah di akun Facebook Universitas Paramadina.