Ketika Anak Milenial Melek Politik dalam Diskusi PSI

Partai Solidaritas Indonesia (PSI) secara rutin menggelar diskusi dengan menghadirkan anak-anak muda milenial yang mengajak untuk berani meninggalkan zona nyaman dan melek politik.

Kali ini, diskusi bertajuk “Mencari Indonesia: Kisah Para Milenial” ini menghadirkan pendiri aplikasi laporan warga Qlue Rama Raditya, ki dalang muda Gibran Nicholau Papadimitriou, dan wakil bupati termuda di Indonesia dari Trenggalek Mochamad Nur Arifin.

Rama, meninggalkan zona nyaman di dunia korporat untuk membangun Qlue.

“Apa yang saya kerjakan sebelumnya tidak membawa dampak besar bagi Indonesia. Belum ada platform untuk menghubungkan komunikasi pemerintah dengan warga,” tutur Rama di Markas PSI, Jakarta Pusat, Jumat (16/6/207).

Sementara itu, Gubran, remaja berusia 16 tahun berani mengambil langkah berani untuk terjun ke dunia wayang. “Motivasi saya menjadi dalang untuk meluruskan masyarakat Indonesia,” kata Gibran

Sosok anak muda yang paling menyedot perhatian adalah Arifin, yang meraih jabatan wakil bupati pada usia 25 tahun. “Benar kata Pak Ahok, menjadi pejabat itu artinya mendaftar jadi pembantu rakyat banyak,” kata Arifin.

Arifin ingin menyadarkan anak muda untuk melek politik. “Bagaimana meyakinkan warga tentang politik kekuasaan, saya sudah bergerak dua tahun sebelumnya,” ujar dia.

Menurut Sekretaris Jendral PSI, Raja Juli Antoni, PSI hadirkan anak muda dalam diskusi ini untuk memotivasi dan menimbulkan keberanian, agar anak muda lain tak takut untuk berekspresi.

“PSI ingin memotivasi, memberi inspirasi anak muda Indonesia bahwa Indonesia punya ruang luas untuk berekspresi dan berkarya, selama itu positif. Contohnya ada bupati usia 25 tahun, asal punya integritas dan menjawab keperluan masyarakat,” ucap Toni.

Sumber Liputan6

Recommended Posts