Sekretaris Komisi E DPRD DKI Jakarta dari Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Justin Adrian Untayana, mempertanyakan anggaran Dinas Pendidikan (Disdik) DKI Jakarta sebesar Rp18,4 triliun dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun 2025 ini.
Justin menilai bahwa pengalokasian anggaran sebesar Rp18,4 triliun itu belum memiliki indikator keberhasilan yang nyata untuk mengetahui keberhasilan penggunaan anggaran tersebut.
“Ini kan anggaran kita Rp18 triliun Pak. Kita ini kalau keluarkan anggaran dari uang pajak paling tidak kita punya indikator keberhasilan Pak,” katanya dalam rapat Pra-Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) di DPRD DKI Jakarta, Senin (17/3/2025).
Justin juga mengkritisi penggunaan anggaran sebesar Rp17,78 triliun tahun 2024 lalu yang belum optimal dalam meningkatkan prestasi akademik siswa-siswa dari DKI Jakarta.
“Kita keluarkan tahun lalu saya kira tidak jauh dari Rp18 triliun, cuma kalau saya lihat dari olimpiade internasional Pak itu terakhir DKI baru meraih di 2024 di Kazakhstan Pak, itu SMA 8 saja,” lanjutnya.
Justin meminta Pemprov DKI Jakarta untuk berkaca dari keberhasilan daerah-daerah lainnya di luar Pulau Jawa yang dapat mencetak prestasi-prestasi bidang akademik internasional meskipun mengalami keterbatasan anggaran.
“Sebelumnya, bahkan yang Olimpiade astronomi di Polandia itu yang menang malah dari Kepulauan Bangka Belitung, bukan sekolah dari DKI Jakarta,” sambungnya.
Justin menduga kemungkinan tenaga-tenaga pendidik di DKI Jakarta masih kalah saing dengan guru-guru dari sekolah-sekolah swasta, sehingga belum dapat menghasilkan siswa-siswa yang berprestasi baik di dalam maupun luar negeri.
Ia pun meminta agar Disdik DKI Jakarta membuat indikator keberhasilan yang bisa mengukur kesuksesan program-program pendidikan yang dibiayai menggunakan APBD.
“Anggaran kita Rp18 triliun loh Pak. Jadi kalau nggak bisa juara internasional, nggak ada indikasi keberhasilannya, ya berarti kita harus evaluasi tenaga kerja kita dan program-program kita juga Pak,” ucap Justin.