“Terus galakkan ekspor, permudah birokrasi dan jangan ada lagi pungutan-pungutan liar sepanjang jalur logistik, entah untuk bahan baku maupun produk jadi. Selama Februari 2023 kita mencatat neraca perdagangan RI surplus USD 5,48 miliar. Ini khan lebih tinggi USD 3,87 miliar dari Januari 2023,” kata Andre Vincent Wenas, Ketua DPP Partai Solidaritas Indonesia merangkap juru bicara bidang ekonomi, dalam keterangannya, Rabu, 15 Maret 2023.
Dalam catatan Badan Pusat Statistik (BPS), tren surplus neraca perdagangan masih terus berlanjut sampai Februari 2023. Dengan demikian, neraca perdagangan RI terus melanjutkan surplusnya selama 34 bulan secara berturut-turut, yaitu sejak Mei 2020.
PSI mencatat, “Surplusnya neraca perdagangan didorong oleh komoditas nonmigas yang menopang neraca perdagangan RI dengan surplus sebesar USD 6,70 miliar. Tapi komoditas migas masih mencatat defisit sebesar USD 1,22 miliar,” jubir Andre menjelaskan lebih lanjut.
Februari 2023 nilai impor mencapai USD 15,92 miliar, ini turun 13,68% secara month to month, atau turun 4,32% year on year (secara tahunan).
Sedangkan ekspor juga terkontraksi namun tidak sedalam impor, yakni sebesar 4,15% ke USD 21,40 miliar month to month. Jika dilihat secara year on year, ekspor masih tumbuh 4,51%.
“Surplus neraca dagang periode Februari 2023 dibentuk oleh impor yang terkontraksi lebih dalam dibanding ekspor secara bulanan atau month to month,” kata jubir PSI itu.
“Kreativitas dan inovasi harus terus dikembangkan. Dan tak kalah penting adalah mempermudah birokrasi dan jangan ada lagi pungutan-pungutan liar dalam bentuk apa pun. Itu korupsi atau gratifikasi yang skala besar maupun kecil di setiap tahapan proses ekspor sangat menjengkelkan para eksportir,” ujar Andre Vincent Wenas menutup keterangannya.