TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Penganiayaan terhadap seorang pria bernama Andrew Budikusuma yang diteriakin ‘Ahok, Ahok’ di Bus Transjakarta telah menciderai demokrasi.
Demikian kata Ketua DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Isyana Bagoes Oka.
PSI juga mengecam keras tindak kekerasan ini. Kekerasan yang berbau SARA ini bisa membahayakan kerukunan dan kebhinnekaan Indonesia.
“Kita mengecam aksi penganiayaan itu yang merupakan tindakan kriminal dan menciderai demokrasi yang kita bangun. Kekerasan berbau SARA, karena pelaku menyebut etnik korban dan Ahok, ini rasisme dan jadi masalah serius karena membahayakan kerukunan dan kebhinnekaan kita. Kekerasan berbasis SARA dan tindakan rasis juga bertentangan dengan prinsip-prinsip kemanusiaan dan Konstitusi kita: UUD 1945 dan UU No 40 tahun 2008 tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis,” kata Isyana di Jakarta, Selasa (30/8/2016).
Andrew Budikusuma, keturunan Tionghoa, mengaku dipukuli oleh sekelompok orang tidak dikenal di dalam Bus Transjakarta. Peristiwa itu terjadi kala Andrew bertolak dari Halte Kuningan Barat menuju Halte Pluit, Jumat (26/8/2016), sekitar pukul 20.30 WIB.
Isyana juga meminta aparat hukum mengusut tuntas kasus ini dan pihak-pihak lain menahan diri serta tidak terprovokasi, karena segala hal yang terkait dengan demokrasi dan pilkada DKI sudah ada aturannya dan tidak memberi toleransi adanya kekerasan.
“Aparat harus cepat bergerak mengusut tuntas. Tangkap para pelakunya dan lindungi korbannya. Proses demokrasi dan Pilkada ada aturan main yang tidak memberikan ruang sedikitpun untuk tindakan kekerasan” lanjut Isyana, mantan presenter televisi ternama itu.
“Pihak-pihak lain hendaknya menahan diri, bisa jadi ini cara-cara ‘memancing di air keruh’ dengan tujuan memprovokasi antar pendukung-pendukung bakal calon yang akan maju dalam Pilkada nanti. Kalau rusuh, kita semua akan rugi, rakyat yang akan jadi korban. Biarkan aparat menyelesaikan kasus ini,” Isyana melanjutkan.
Tak lupa Isyana juga meminta keamanan di halte Transjakarta diperhatikan dengan serius, karena kasus ini terjadi di tempat transportasi publik yang dampaknya akan terasa pada orang banyak.
“Keamaman penumpang harus diperhatikan di halte dan bus Transjakarta, juga di moda transportasi publik lainnya. Petugas jangan diam dan membiarkan kalau ada kasus kekerasan. Ini terkait soal keamanan dan kenyamanan konsumen yang harus dipenuhi” kata Isyana.