Penyerangan terhadap Masjid As-Syuhada di Bitung, Sulawesi Utara pada Senin (9/11) menyulut ketegangan antarumat beragama di Bitung, Sulawesi Utara. Ratusan massa menyerang pembangunan Masjid Asy-Syuhada di Kompleks Aer Ujang, Kota Bitung.
Sekjen Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Raja Juli Antoni mengingatkan jangan sampai peristiwa ini membuat semakin tinggi suhu konflik sosial berlatar agama disebabkan persoalan pendirian rumah ibadah di tengah masyarakat Indonesia.
Menurutnya, mendirikan rumah ibadah merupakan hak umat beragama di Indonesia. Perlunya penataan pendirian rumah ibadah oleh pemerintah yang prinsipnya tidak mempersulit umat beragama.
“Saya mengutuk segala bentuk intoleransi yang tidak mengedepankan dialog yang terjadi di Bitung. Karena segala bentuk ketidakadilan akan mencabik kebinekaan dan melunturkan rasa solidaritas kewargaan di Indonesia,” tegas Raja Juli Antoni dalam siaran persnya (Kamis, 12/11).
Dia menambahkan, soal minoritas-mayoritas harus dipandang sebagai diskursus kewargaan. Sehingga kondisi yang mengarah pada penurunan kualitas kehidupan toleransi dan keadaban publik menjadi lebih baik di negeri ini.
“Saya mengkuatirkan, jika wacana yang dibangun selalu soal minoritas-mayoritas, maka kelak akan menjadi sirkulasi dendam. Kita lihat setelah kasus Tolikara dan Aceh Singkil, muncul penolakan pendirian masjid di Bitung,” ungkapnya.
“Jika tidak ada keadilan bisa jadi di tempat lain akan terjadi. Oleh karena itu penegakan hukum secara adil harus ditegakkan dan merawat hidup kebersamaan dalam jalinan solidaritas keindonesiaan terus dikembangkan,” demikian Raja Juli Antoni.