Grace Natalie: PSI Membangun Kesadaran Politik di Era Digital

“Mereka yang bilang anak muda Indonesia apatis, pasti tidak punya akun media sosial, sehingga tidak paham arti: create, posting, share dan engagement. Itulah solidaritas jutaan anak muda dalam era politik digital”

Kemajuan zaman tidak bisa lepas dari peran kaum muda. Mungkin terdengar seperti jargon belaka, namun faktanya selalu ada “orang muda” dalam setiap patahan sejarah bangsa ini. Orang-orang muda itu sepintas tak peduli pada sekitarnya, sibuk bersenang-senang. Namun layaknya orang muda dibelahan dunia lain, mereka tidak cukup sabar melihat kelambanan, kemunduran dan kebodohan yang berulang.

Dalam suatu kesempatan di Gedung Pakarti, redaksi Koran Solidaritas Arif Negara berbincang santai dengan Grace Natalie. Tidak ada sorot ragu dimatanya, Grace sangat yakin bahwa PSI on the right track. “Panggil saya Sist, kami di PSI saling menyapa dengan Bro dan Sist, agar suasana egaliter terbangun”. Belakangan nama Grace menarik perhatian publik dengan keberaniannya mendirikan sebuah Partai Politik baru bernama Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Di media sosial, PSI memperlihatkan performa yang sangat bagus. Bahkan mengalahkan partai-partai politik lama. Sosok cantik, perempuan termuda yang menjabat Ketua Umum Partai Politik di Indonesia. Koran Solidaritas tidak bisa membayangkan jika di Komisi Pemilihan Umum (KPU) kelak, ketika tiba saat pengumuman kelolosan peserta Pemilu, Grace berdiri diantara Ketua Umum Partai yang saat ini rata-rata berusia diatas 60 tahun.

Berani-beraninya anda bikin partai. Anda cantik, penghasilan pasti lumayan sebagai CEO SMRC, kenapa menyusahkan diri terjun ke politik?

Loh kenapa tidak berani. Selama angka Golput masih diatas 30%, partai baru pasti masih relevan. Golput selalu menang dalam setiap Pemilu. Jadi tidak ada alasan PSI tidak berdiri. Ini untuk mereka kok! Mereka yang menuduh anak muda Indonesia apatis, pasti ‘nggak gaul’ di media sosial. Atau jangan-jangan tidak punya akun media sosial, internet cuma sebatas email menggantikan kantor Pos. Jauh sebelum PSI lahir, saya dan Bro Sekjend Raja Juli Antoni sering diskusi bagaimana membangun kesadara politik anak muda yang baik, kreatif, dan progresif. Kami yakin bahwa politik akan baik jika diisi orang-orang baik. Oleh karena itu, politik jangan dijauhi. Justru anak muda yang masih bersih dan punya dedikasi, harus aktif mengisi ruang-ruang politik. Juga perempuan yang selama ini hanya berada dipinggir kekuasaan. Kalau partai politik yang ada tidak membuka jalan, ya jawabannya kita bangun sendiri partai baru.

Kami yakin, anak muda Indonesia itu kreatif, cerdas, tidak cengeng, dan yang paling penting mereka akan bergerak menunjukkan solidaritasnya jika ada yang dirasa sudah melampaui batas. Jadi kalo menuduh mereka anti politik itu tidak benar. Yang Benar adalah: Partai Politik tidak berbicara dengan bahasa anak muda, mereka meminta kesadaran politik dengan menggunakan bahasa yang tidak dimengerti oleh anak muda sekarang. PSI hadir mencoba menjembatani itu. Zaman baru, bahasa baru, partai baru.

Jadi PSI hadir untuk jadi jembatan saja? Atau lebih?

PSI hadir bisa sebagai jembatan, juga sebagai kritik, tapi juga jawaban bagi kebuntuan demokrasi prosedural. PSI menjembatani demokrasi yang membosankan dengan sirkulasi kekuasaan lima tahunan, menuju demokrasi yang lebih substantif dan partisipatif. Sebagai kritik, PSI adalah anti tesis dari politik gerontokrasi, politik padat modal dan politik jargon. Ini jaman politik kreatif, kongres partai bisa setiap hari, tidak hirarkis tapi elastis. Sebagai solusi, PSI ingin mengajak orang-orang muda yang tadinya Golput, untuk sama-sama membangun partai yang ideal menurut mereka. Bukan menurut saya, bukan menurut Bro Toni, tapi partai yang membuat mereka nyaman, karena politik dalam kamus PSI adalah memperjuangkan kepentingan bersama. Makanya kami memilih konstituen kami adalah orang muda dan perempuan. Karena itu yang kami pahami. Bukan berarti laki-laki yang sudah tidak muda tidak boleh bergabung. Tapi maaf kata, kami harus selektif, hanya mereka yang punya nilai lebih yang bisa menyentuh PSI. Bagi PSI selayaknya di usia 45 tahun ke atas, nafsu memperkaya diri sendiri dan nafsu menguasai hidup orang lain, harusnya bisa dikelola dengan tingkat emosi dan kebajikan yang tinggi. Itu cowok dewasa yang cool bagi PSI.

Wah belum pernah ada Ketum Partai bicara seperti ini, selain karena mereka rata-rata sudah berumur, mungkin juga karena jaim Sist? Lalu Partai ideal menurut Sist seperti apa?

Yang pasti partai yang berada dalam frekuensi dan resonansi yang sama dengan konstituennya. Partai moderen itu tidak perlu mengurus semuanya, cukup mengurus dengan benar dan tuntas konstituennya. Kadang mau mengurus semuanya, akhirnya tidak satupun yang terurus dengan benar. PSI adalah partai dengan segmen yang jelas, tidak abu-abu, anak muda dan perempuan. Age restricted: U45.  Karena segmennya jelas maka program politiknya juga harus jelas. Untuk keperluan anak muda misalnya: akses internet cepat, murah dan mahal itu relatif nanti. Terus beasiswa pendidikan dan penelitian, negara mengurus industri kreatif mulai dari urusan hak cipta sampai ke distribusi. Kita bicara soal ruang-ruang publik dan pendidikan seks. Ketersediaan lapangan kerja dan banyak lagi. Lalu untuk perempuan kita bicara soal keadilan, kesetaraan, kesempatan yang sama, jaminan kesehatan, tunjangan melahirkan, dan pendidikan dan jaminan kesehatan alat reproduksi. Setiap kantor harus menyediakan playgroup untuk anak balita misalnya, itu belum ada yang ngurusin, biar PSI aja nanti yang fokus disitu.

Partai disebut ideal jika dia sejalan antara ide dan praktiknya. Jadi jika diawal sudah janji macam-macam lalu ingkar, itu bukan ideal tapi denial alias ngeles. Politik itu sederhana kok, kadang suka dibikin ribet, sehingga orang yang tidak suka ribet tidak mau masuk politik. Jadilah politik kita ribet sendiri. Saya yakin di luar sana banyak orang yang baik yang ingin terjun ke politik. Kami percaya dari hal-hal sederhana yang dilakukan oleh orang-orang baik akan berujung kebajikan. Makanya kami ambil kata ‘kebajikan’ sebagai salah satu DNA PSI. Kami menyebutnya DNA karena tidak mau terjebak dalam pengertian ideologi yang puritan dan kaku. Kami mencintai keragaman, karena Indonesia hanya bisa menjadi SATU jika kita mengakui keragaman dan perbedaan kita. Partai ideal ya seperti itu, mengurus kepercayaan pemilihnya, memperjuangkan hal-hal sederhana bersama-sama orang baik, dari proses yang baik akan lahirlah Indonesia yang hidup dalam kebajikan dan keragaman warna. Indonesia yang keren dalam bahasa kami.

Saya jadi merasa terwakili Sist. Tapi saya harus tetap bertanya pada Sist Grace. Ini kan mendekati Sumpah Pemuda. Apa sih perbedaan pemuda dulu dengan sekarang dalam memaknai Sumpah Pemuda?

Sebenarnya sama aja, intinya adalah Solidaritas. Cuma kalau dulu solidaritasnya karena menghadapi kolonialisme, saat ini tentu beda. Kita menghadapi dunia yang lebih kompleks, tidak lebih ringan dari zaman Budi Utomo. Ini zamannya Budi yang lain, zaman dimana batas-batas negara dalam arti teritori makin mengabur dengan teknologi keuangan, finansial, informasi dan infrastruktur pertukaran digital. Uang hari ini bukan lagi dalam bentuk fisik, atau sertifikat tanah. Tapi uang dalam bentuk akun digital, keypad dan password. Sekali pencet, dalam beberapa detik sudah berpindah benua.

Ancaman hidup juga bukan lagi perang konvensional, tapi lebih canggih: kejahatan perbankan, terorisme, perdagangan narkoba, pencurian ikan dll. Itu semua melibatkan manusia yang sama tapi lintas negara. Bagi mereka negara hanyalah polisi penjaga, yang bisa lengah dan tertidur. Lalu bagaimana bisa memperkuat negara untuk menjawab itu semua jika infrastruktur partai politiknya masih menggunakan metode pengorganisasian lama. Kita pasti akan selalu kalah cepat dan tertinggal. Itu yang membuat anak muda tidak sabaran. Prinsipnya kami tidak bisa menunggu, kekuasaan yang kami inginkan bukan untuk ikut berbagi kue jabatan dan kekuasaan politik. Kami butuh kecepatan dan akurasi. Kami butuh harga diri ketika bertemu dengan anak muda lain.

Jadi jangan kemudian anak muda seperti kami harus tertunduk malu  dihadapan anak muda dari negeri lain. Jangan sampai kami harus bilang “sumpah gue malu” ketika harus menerima fakta angka korupsi yang tinggi di negeri sendiri, sementara angka kemiskinan tidak kalah tingginya. Jadi sumpah pemuda kali ini kami maknai sebagai ‘garis batas’ antara Indonesia yang lampau, dengan Indonesia yang baru. “Sumpah.. Better Indonesia is possible” adalah makna sumpah pemuda bagi kami.

Semua orang tahu, politik ini mahal, pasti butuh dana besar. Lalu bagaimana Sist Grace meraba kekuatan PSI di Pemilu yang akan datang? Masih optimis?

Wah anda termasuk anak muda yang tidak cool bagi PSI. Mahal itu karena sistem dan kulturnya dibuat mahal. Gerak dikit setor, bayar sana bayar sini. Kami di PSI belajar dari beberapa model manajemen partai, partai yang baik adalah partai yang memisahkan peran administratif dan peran politiknya. Urusan duit dan surat-surat jangan diserahkan ke politisi. Yah pasti dipolitisasi. Partai harus diurus oleh orang-orang profesional dalam hal manajemen. Jika mau jadi politisi yah silahkan jadi caleg, anda harus buktikan berapa massa yang mendukung dan memilih anda. Bukan berapa banyak SK Kepengurusan yang bisa diperdagangkan untuk ditukar dengan secuil kekuasaan. Jadilah kemudian partai disandera oleh kepentingan-kepentingan elit. Ngurus administrasi gagal, ngurus pemilih juga gagal. Karena gak fokus dan orangnya sama, dia lagi-dia lagi.

Soal perolehan PSI di 2019? Saya optimis kami akan melewati semua syarat administrasi dengan baik.  Mengapa demikian? Karena saya yakin akan ada jutaan bahu, jutaan tangan, jutaan lengan yang akan menanggung perjuangan ini bersama-sama. Jumlah kami banyak, Indonesia 2019 mendapat bonus populasi, usia muda yang segar bugar jumlahnya melebihi jumlah masa pensiun. Artinya konstituen kami adalah mayoritas, dan itu cukup membuat kami yakin. Hanya anak muda yang mengerti bahasa anak muda. Masa nggak ada sih 10 persen yang mau bangsanya maju.

Jadi sekarang kami sedang melatih diri dalam segala hal. Tidak ada yang lebih menyusahkan hati anak muda, selain kelambanan dan kelesuan. Garing kata anak sekarang. Seperti sekarang, demokrasi kita berjalan lamban dibanding ekonomi, ketika ekonomi ikut melambat, kita goyah. Ekonomi, demokrasi dan teknologi harus berjalan seiring. Tapi jangan juga kemudian karena berlari mengejar pertumbuhan lalu melupakan persoalan sosial dan hak asasi manusia. Makanya dibutuhkan SOLIDARITAS sesama anak bangsa. Bukannya kami anti orang tua, mereka harus percaya bahwa PSI hadir bukan untuk kekuasaan yang bisa saja dipahami berbeda.

Masih muda sudah bicara kekuasaan, apakah tidak seperti itu nanti pendapat publik melihat PSI?

Itu asumsi, namanya asumsi kadang kita bisa apa? (tersenyum). Intinya saya mau bilang bahwa mungkin kekuasaan dalam pengertian ‘control the power-sharing the money’ tidak berlaku di PSI. Kami bangun partai saja pake media sosial loh. Itu cara yang berbeda yang berangkat dari pemahaman yang berbeda. Kekuasaan dalam pemahaman kami adalah soldaritas. Jadi menuju kekuasaan adalah sebuah tindakan politik, dan tidak mungkin mencapai itu jika kita mulai tanpa solidaritas. Seperti yang terjadi pada 28 Oktober 1928. Jika tidak ada anak muda dari beragam latar belakang, membayangkan nasionalisme baru, mungkin kita tidak pernah menjadi Indonesia. Tapi karena rasa solidaritas yang utuh. Indonesia masih satu tanah air, satu bangsa dan satu bahasa, hingga hari ini.

Jadi kalau dikatakan kami masih muda sudah mikirin kekuasaan, ya betul. Tapi ingat, ujung pencarian kekuasaan kaum muda jauh berbeda. Ujung dari perjuangan kami adalah kemerdekaan manusia Indonesia dari ketidakbahagiaan. Bukan berarti hidup kaya atau berkuasa,  tapi berbahagia karena disekitar kita ada jutaan saudara yang hidup saling mengasihi. Sehingga kita terbebas dari rasa takut, kelaparan, krisis dan lain-lain. Karena kita percaya bahwa akan ada pertolongan dari sesama anak bangsa ini. Itulah inti kabajikan, keragaman dan solidaritas yang diperjuangkan PSI.

Kenapa tidak menunggu saja, toh 2019 banyak yang akan pensiun?

Ada tiga hal: pertama karena tidak ada istilah orang pensiun di politik Bro. Kedua, karena politik bukan siklus pohon musiman yang tumbuh, mekar lalu layu secara teratur. Politik adalah sebuah langkah yang harus diambil, jika signal bahaya menunjukkan eskalasi darurat. Ketiga, karena anak muda tidak dibekali kamus dengan kosa kata “menunggu giliran”. Jika tanda bahaya dinyalakan, kalo kata lagu Superman is Dead kesukaan Bro Chandra (salah satu pengurus DPP PSI):  “Musik akan menghentak, kamu akan tersentak, dan kamu tau kami bosan dijejali rasa yang sama. Kami adalah kamu: muda beda dan berbahaya”. (tertawa)

Anak muda ini dinamis dan meledak-ledak. Kami haus kebisingan dan tantangan. Namun sistem kepartaian tidak kompatibel dengan kami. Parpol terasa begitu formal dan korup. Jadi jangankan berpikir untuk menunggu, hidup dalam formalitas dan birokrasi yang ruwet saja kami tidak betah, karena kami memang tidak dibekali dengan kesabaran. Yang bagus-bagus  akhirnya diganjal partai sendiri, lalu apa kami harus menunggu? Jawabannya TIDAK, anak muda Indonesia tidak suka menunggu, faktanya KOPAJA aja mereka kejar, ketimbang nunggu bus berikutnya datang. Jadi ya PSI ini mengajak kita berpolitik hari ini, bukan besok, tapi sekarang harus dimulai.

Bagaimana PSI meyakinkan anak muda Indonesia agar berpolitik? Ke TPS aja mereka telat bangun

Kami terus mengajak, mendengarkan, mendorong, menyemangati, dan menginspirasi anak-anak muda serta perempuan untuk berani terjun dan berpartisipasi membangun bangsa. Banyak karya anak muda kita yang bagus dan bahkan kualitasnya diakui sampai ke luar negeri. Namun ketika diajak bicara soal politik mereka pada tidak respek. Memang bisa dipahami sebab citra politik sendiri sudah terlanjur dicap jelek. Tapi disitu tantangan kami.

Di sinilah kami hadir untuk mengubah persepsi tersebut, bahwa politik itu sebenarnya bukan hal yang mesti dijauhi, tapi dipelajari bahkan terlibat di dalamnya. Kami ingin menjadi kendaraan bagi orang-orang muda yang punya niat baik untuk maju menjadi wakil rakyat atau kepala daerah. Karenanya infrastruktur PSI dialokasikan khusus buat minimum 40% perempuan. Hal ini bisa anda cek ke struktur kami di Kabupaten/Kota.

Kenapa perempuan? Karena kami adalah yang terbaik dalam hal menanam, melahirkan, menyemai, menumbuhkembangkan, merawat, memupuk dan membagi adil segala hal dalam kehidupan. Tidak seperti saat ini, meski ada kuota caleg perempuan, tapi tragis. Sudah jumlahnya sedikit, kebanyakan dari mereka malah ditugaskan di komisi-komisi yang urusannya terlalu umum, seperti urusan anak, perempuan, dan tenaga kerja. Jarang sekali perempuan yang ditugaskan di komisi hukum, kebijakan luar negeri, serta pertahanan dan keamanan. Itulah yang akhirnya mendorong kami untuk memberikan perhatian yang lebih kepada perjuangan politik kaum perempuan di parlemen.

Dengan masuk ke politik, kita bisa berbuat banyak hal. Selama prinsip solidaritas, kebajikan dan keragaman tetap dirawat. Ingat, di PSI ini antara orang yang mengurus administrasi dan yang berpolitik punya posisi setara. Jadi jika suatu saat mereka ingkar dari prinsip PSI, kami bisa ambil keputusan dan sanksi. Karena sejak awal komitmen itu sudah kami bangun. Intinya PSI mengajak anak muda dan perempuan untuk membangun partainya sendiri, memperjuangan nasibnya sendiri. Caranya, lebih mudah, semuanya tinggal ‘klik’ website kami www.psi.id

DNA PSI itu kebajikan dan keragaman, bisa dijelaskan?

Ketika kita bicara Negara Kesatuan Republik Indonesia, maka kita tidak sedang bicara tentang United State seperti Amerika Serikat atau Federalisme seperti Jerman. Kita justru sedang bicara tentang ratusan suku, agama, bahasa dan ras yang menghuni Indonesia. Kita bicara tentang Jong Java, Jong Sumatera, Jong Celebes dan lain-lain. Itulah Indonesia, sebuah keragaman yang menyatu. Kata kuncinya adalah toleransi. Kita harus toleran terhadap hak keyakinan orang lain, terhadap keadaan dan identitas ‘berbeda’ itu. Intoleransi adalah musuh keragaman, makanya penculikan, terorisme dan korupsi tergolong dalam kejahatan luar biasa. Korupsi adalah contoh paling nyata dari intoleransi, mengapa? Karena korupsi telah mementingkan kepentingan diri sendiri, memperkaya diri sendiri dengan merampok uang publik. Itu kejahatan luar biasa.

Kebajikan dan keragaman adalah inti dari solidaritas. Di DPP PSI kami beragam dari latar belakang yang berbeda tapi memiliki tujuan yang sama untuk kebajikan politik di tanah air. Saat ini ada 6 orang  perempuan dan 3 laki-laki. Yang perempuan lebih banyak daripada yang laki-laki. Di PSI, keragaman ini tak hanya sekadar diakui, namun juga dirayakan dan dimenangkan. Bentuk penghormatan terhadap kesetaraan gender atau solidaritas gender yang paling konkret dari PSI bisa tercermin dari sikap laki-laki yang ada di PSI. Mereka yang laki-laki tidak ada yang keberatan dan menolak untuk memberikan dukungan penuh kepada saya untuk menjadi ketua umum. Itu sikap dan tindakan, bukan lagi janji dan pencitraan.

Sist Grace, jika ada yang akan mendukung PSI  dan Sist Ketum. Bagaimana caranya, dengan cara apa bisa berhasil?

PSI tidak butuh apa-apa, anda cukup percaya bahwa semua hal bisa terwujud. Anda hanya perlu percaya bahwa ‘kegandrungan akan nilai kebajikan’ dan ‘penghormatan pada keragaman’ yang disatukan melalui rasa solidaritas akan menjadi satu kekuatan yang bisa mengubah apapun. Seorang Grace tidak akan mampu, seorang Bro Toni tidak akan mampu, tidak seorangpun yang mampu melakukannya sendiri-sendiri. Hanya Solidaritas jawaban yang mungkin.

Anda tidak perlu repot, bekerjalah dengan baik. Sebagai wartawan menulislah dengan jujur, kabarkan kebajikan dan keragaman negeri ini dimana saja, sebaik-baiknya, sejujur-jujurnya. Saya bukan Dedy Corbuzer yang meminta anda menatap mata saya. Saya adalah Grace Natalie, Ketua Umum PSI.. yang hanya bisa meminta: tatap gadget anda, baca inbox di email anda, jelajahi pesan-pesan solidaritas di internet dan media sosial. Maka anda akan menjadi software-software baru dalam sebuah sistem bernama Indonesia modern. Selamat datang di PSI!.    

Recommended Posts