Isyana Bagoes Oka Pamit dari Dunia Jurnalistik dan Memproklamirkan Diri Menjadi Politisi

SEBUAH kiriman buket bunga mawar putih yang ditujukan kepada pemimpin redaksi kami tiba di kantor pada Senin (15/6) kemarin. Dalam rangkaian bunga yang indah dan harum itu tertulis nama pengirimnya, Isyana Bagoes Oka. Tak hanya bunga, si pengirim juga menyertakan sebuah surat terbuka.

Nama Isyana Bagoes Oka melekat di benak sebagian besar masyarakat sebagai jurnalis, serta pembawa acara berita televisi.

Wanita kelahiran 13 September 1980 ini memulai karir jurnalistiknya pada tahun 2003, setelah sempat mengikut ajang wajah Femina 2000 dan meraih gelar juara Favorit Pembaca.

Berbagai stasium televisi pernah menjadi lahannya untuk mengembangkan diri. Mulai dari Trans TV, TV7 yang kini dikenal sebagai Trans7, RCTI, dan Metro TV.

Karirnya sebagai news anchor untuk program berita Seputar Indonesia turut mengangkat namanya, membuatnya semakin dikenal. Dengan pengalaman lebih dari 10 tahun menggeluti dunia jurnalistik, tepat bulan Juno 2015 ini, Isyana ternyata memilih mengundurkan diri dari dunia yang membersarkan namanya.

Hal ini disampaikan dalam surat terbuka yang ditulis oleh Isyana yang menyertai buket bunga yanf dikirim kepada pemimpin redaksi tabloidbintang.com kemarin.

Isyan mengibaratkan hidup seperti rundown berita televisi, keputusan mengundurkan diri dari dunia jurnalitsik dianggapnya sebagai segmen terakhir rundown hidupnya sebagai seorang jurnalis.

“Senior, sahabat, dan masyarakat Indonesia yang saya cintai, Saya menulis surat terbuka ini, agar publik secara luas tahu bahwa sejak saya kirimkan surat itu, maka saya secara resmi bukan lagi seorang jurnlais. Surat terbuka ini adalah penghormatan saya pada profesi dan etika jurnalistik,” tulis istri dari George Albert Tulaar ini.

Setelah meninggalkan dunia jurnalistik, Isyana ternyata tak ingin berhenti berkarya. Pasalnya, dia memang berniat menjajaki dunia politik. Seperti dijelaskannya, keinginan ini berawal saat dirinya mengetahui mantan koleganya, sesama pembawa acara berita dan jurnalis, Grace Natalie mendirikan partai politik baru, Partai Solidaritas Indonesia.

“Saya tidak ingin publik masih melihat saya sebagai seorang jurnalis, setelah saya memutuskan terjun ke politik. Sikap dan perkataan saya tentu bukan lagi pernyataan seorang jurnalis yang tidak berpihak,” lanjutnya.

Perannya sebagai seorang ibu sekaligus keinginan memberikan masa depan yang lebih baik bagi seluruh anak-anak di Indonesia menjadi salah satu alasan utama Isyana bersemangat untuk menginjakkan kaki di dunia politik dan aktif menjalaninya.

“Ibarat rundown yang bisa berubah, demikian pula rundown hidup saya. Bukan karena saya menganggap menjadi politisi lebih mulia dan lebih baik dari menjadi jurnalis. Tapi karena saya melihat bahwa Grace membutuhkan lebih banyak sahabat yang baik di sekitarnya. Pekerjaan dan cita-cita Grace terlalu besar untuk ia jalani sendiri.”

Ibu dari Gyanendra Frederick Oka Tulaar ini pun mengaku bahwa pilihan ini tidaklah mudah, namun melihat masa depan menantinya di bidang berbeda.

“Senior, sahabat dan masyarakat Indonesia yang saya cintai. Layaknya rundown, ada opening atau pembuka, ada pula closing atau penutup. Surat terbuka ini adalah segmen terkahir dalam rundown hidup saya sebagai jurnalis televisi, yang saya persembahkan sebagai rasa hormat kepada seluruh insan media yang telah memberi saya banyak pengalaman, pelajaran dan bahkan membentuk diri saya hingga saat ini. Sungguh sebuah kehormatan besar pernah menjadi bagian jurnalisme Indonesia yang selalu berusaha membela demokrasi dan kemanusiaan. Sekali lagi, ini bukan keputusan yang mudah, sama tidak mudahnya dengan rundown baru yang telah menunggu saya pada hari-hari mendatang.”

Bersama ini, keputusan Isyana untuk terjun ke dunia politik serta meninggalkan dunia jurnalistik menjadi pilihan yang berani sekaligus menantang. Namun bagaiamana pun menjadi keputusan yang sepatutunya di jalani dengan dedikasi, semangat dan komitmen.

“Di penutup segmen terakhir ini, saya mohon maaf sebesar-besarnya, jika pernah terselip kesalahan maupun kekhilafan, sungguh kesahalan itu adalah juga bekal saya yang sangat berharga di tugas berikutnya.”

Sama halnya saat masih menjalani profesi sebagai seorang jurnalis, kami pun mendoakan agar segmen dan rundown baru yang dijalani Isyana setelah ini selalu membawanya kepada hal-hal baik yang juga berdampak baik bagi dirinya serta seluruh masyarakat Indonesia.

Tentu, dengan segmen dan rundown baru, dibutuhkan pula semangat dan dedikasi baru.

We wish you luck, Isyana Bagoes Oka!

Recommended Posts