SERANG – Anggota DPRD Banten dari PSI, Maretta Dian Arthanti meminta Pemkot Tangsel segera melakukan percepatan pengananan bencana longsor sheet pile Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cipeucang, Serpong, Tangerang Selatan.
“Kami sangat prihatin atas kejadian longsornya TPA Cipeucang pada 22 Mei lalu, yang telah mencemari Sungai Cisadane,” kata Maretta kepada wartawan di DPRD Banten, Selasa (16/6)
Anggota wakil rakyat dari daerah pemilihan (dapil) Kota Tangerang Selatan ini mengaku, dirinya telah melihat langsung TPA Cipeucang pasca bencana longsor, dan sempat berdialog dengan warga, pelaku usaha di sekitar TPA.
“Warga sekitar meminta TPA Cipeucang segera ditutup, lantaran sudah sangat tidak layak dijadikan TPA. Bahkan banyak ahli lingkungan juga mendukung penutupan TPA lantaran tidak sesuai AMDAL karena posisinya berada di bibir sungai,” tutur Maretta.
Sebagai anggota DPRD Banten, lanjut Maretta, dirinya menerima keluhan dari warga sekitar, yang selama ini terdampak polusi sampah. Ia pun mendorong Pemkot Tangsel segera membentuk/merevisi Peraturan Daerah mengenai Pengelolaan Sampah yang lebih komperhensif, dan dapat dilaksanakan secara baik di lapangan.
“Selama ini penumpukan sampah di TPA Cipeucang karena buruknya pengelolaan sampah dari hulu (tingkat RT/RW) ke hilir (di TPA), dan kurangnya sarana prasarana pengelolaan sampah sehingga terjadi bencana longsor,” bebernya.
Terkait pencemaran sungai, Maretta pun meminta dinas terkait melakukan segala upaya untuk membersihkan seluruh sampah yang mencemari Sungai Cisadane yang telah menimbulkan bau tidak sedap.
“Kami juga mendorong agar Pemkot Tangsel melakukan koordinasi dan kerjasama dengan Pemerintah Kota dan Kabupaten Tangerang, bahkan bila diperlukan mengajukan permohonan bantuan ke Pemprov Banten, agar ada solusi yang dapat diimplementasikan secara cepat dan tepat soal penanganan sampah,” pungkasnya.
Sementara itu, Pemkot Tangerang Selatan melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) terus berupaya menangani persoalan sampah di TPA Cipeucang. Pengerukan sampah yang longsor ke aliran sungai Cisadane ditargetkan rampung pertengahan Juni ini.
Kepala DLH Tangsel Toto Sudarto dalam keterangan tertulisnya menjelaskan, hingga saat ini kondisi pengerukan sampah yang menutupi sebagian aliran sungai sudah mencapai 95 persen. “Pekerjaan pengerukan sampah untuk atasi longsor dari badan sungai dilakukan dari pagi sampai pukul 23.00 WIB,” katanya.
Toto mengatakan, penanganan sampah dilakukan sejak terjadinya longsor pada 22 Mei 2020. Dinas Lingkungan Hidup melakukan evaluasi terhadap proses penanganan setiap harinya, serta bekerjasama dengan Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) penyemprotan cairan kimia penghilang bau terus dilakukan. “Setelah sampah ini selesai diangkat, kami meminta pelaksana proyek segera memperbaiki sheet pile TPA tersebut,” ungkapnya.