Jembrana (Metrobali.com) – Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Provinsi Bali kembali memberikan bantuan sembako ke Persatuan Tuna Netra Indonesia (Pertuni) di wilayah Provinsi Bali.
Setelah sebelumnya memberikan bantuan sembako ke Pertuni di Kabupaten Bangli, Klungkung dan Karangasem, kini DPW PSI Bali membawakan bantuan ke Pertuni Kabupaten Jembrana.
Ketua DPW PSI Bali, I Nengah Yasa Adi Susanto menyebutkan menurut hasil koordinasi dengan pengurus Pertuni Jembrana, 90 persen anggota Pertuni kini tidak memiliki pekerjaan karena sebelumnya hanya berprofesi sebagai tukang pijat tuna netra.
“Akibat Covid-19 ini para tuna netra kehilangan peluang penghasilannya. Dalam kondisi saat ini saudara kita yang tuna netra ini sangat merasakan dampaknya karena pekerjaan mereka dominan sebagai tukang pijat,” ungkap Adi Susanto Rabu, (20/5/2020) usai penyerahan bantuan ini.
PSI Bali berkomitmen untuk menyalurkan hasil donasi dari kader dan simpatisan PSI di Bali agar tepat sasaran diperoleh untuk kelompok masyarakat yang membutuhkan.
Kendati donasi yang terkumpul tidaklah banyak, namun PSI Bali berharap bantuan yang disalurkan dapat meringankan beban anggota Pertuni di Bali.
Seperti diketahui, jumlah anggota Pertuni di Bali adalah sekitar 379 orang yang tersebar di seluruh Kabupaten di Bali. Setelah berkoordinasi dengan Pertuni Provinsi Bali, PSI berusaha memberikan bantuan bagi anggota Pertuni yang sama sekali belum memperoleh bantuan.
“Anggota Pertuni di Bali sangat banyak dan bantuan yang kami berikan mungkin belum bisa menjangkau seluruh anggota Pertuni. Untuk itu kami juga berharap ada pihak lain yang dapat memperhatikan saudara kita yang memiliki kebutuhan khusus ini,” ungkap Adi.
Sementara itu, saat memberikan bantuan PSI diapresiasi oleh anggota Pertuni Jembrana. PSI diharapkan dapat menjadi penyambung lidah bagi para tuna netra. Sebab hingga saat ini tidak banyak pihak yang secara khusus memperhatikan kebutuhan tuna netra khususnya di Bali.
PSI Bali berkomitmen kedepan dapat selalu bergerak bersama rakyat walau dengan keterbatasan yang dimiliki kader dan pengurus PSI.
“Saat kami memberikan bantuan, kami diberikan pesan agar kedepan PSI dapat menjadi penyambung lidah bagi saudara kita yang tuna netra. Karena mereka memilki kebutuhan khusus dan cara yang lebih ekstra lagi untuk mensejahterakan hidupnya,” kata Adi.
“Kami rasa tidak mudah untuk mendapat pekerjaan bagi tuna netra. Dan kami berkomitmen untuk terus memperhatikan nasib para tuna netra dan terus bekerja untuk rakyat termasuk,” tutup pria asal Desa Bugbug, Karangasem ini.