Di Depan Pimpinan KPK, Caleg Terpilih PSI Tanda Tangani Pakta Integritas

Partai Solidaritas Indonesia (PSI) beraudiensi dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Audiensi ini bagian dari workshop bagi calon anggota legislatif DPRD tingkat I dan II terpilih dari PSI, yang diadakan pada 25-28 Juni 2019.

Setelah audiensi, secara simbolis, Ahim Helakombo (caleg terpilih PSI dari Papua)  Idris Ahmad (caleg terpilih dari DKI Jakarta) dan Nurim Loi (caleg terpilih dari PSI Nias Selatan) melakukan pembacaan dan penandatanganan Pakta Integritas Anti-Korupsi dan pernyataan tidak akan melakukan perbuatan tercela sebagai legislator di depan Laode M. Syarif dan peneliti ICW Donal Fariz.

Sekjen PSI Raja Juli Antoni menegaskan, workshop dan kunjungan ke KPK ini untuk mengingatkan kepada calon anggota legislatif terpilih dari PSI agar tidak korupsi saat menjabat nanti.

“Pelatihan ini merupakan upaya untuk mengantisipasi tidak ada di antara caleg-caleg ini yang mengganti jaket merah dengan jaket oranye,” ujar Toni di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan, Jumat (28/6/2019) siang.

Di hadapan Wakil Ketua KPK Laode M. Syarif, Toni menyebut caleg-caleg terpilih dari PSI itu adalah caleg-caleg yang mengikuti proses seleksi secara transparan dan menerapkan sistem meritokrasi.

“Di depan kita adalah anggota legislatif PSI yang diseleksi secara transparan tokoh-tokoh publik, tokoh-tokoh masyarakat, artinya apa? Sejak awal komitmen itu sudah ada di PSI, bahwa kita ingin semua prosesnya ini terbuka, ada proses meritokrasi, diisi orang-orang terbaik untuk jadi caleg PSI,” sambungnya.

Pada kesempatan tersebut, Laode M. Syarif mengapresiasi PSI sebagai parpol baru yang berhasil menempatkan kader-kadernya di 6 DPRD Provinsi dan 37 DPRD Kabupaten/Kota. Ada 68 caleg yang terpilih dari PSI.

Ia menilai, semangat antikorupsi dan anti-intoleransi yang diusung PSI mestinya juga bisa diikuti partai-partai politik lain.

“Untuk sebuah partai baru, saya pikir ini sebuah capaian yang sangat-sangat berarti, Karena apa? Yang diusung itu adalah nilai-nilai, yang saya pikir, seharusnya diusung pula oleh semua partai politik di Indonesia. Satu, dia (PSI) antikorupsi. Kedua, dia inklusi. Ketiga, dia menghargai harmonisasi semua agama di republik ini,” kata Laode M. Syarif.

Laode M. Syarif juga mengapresiasi PSI karena menjadi satu-satunya partai yang berkunjung dan beraudiensi dengan KPK. “Ini merupakan kunjungan pertama dari partai politik, ini berarti bahwa niat dan semangat untuk antikorupsi, menjaga keharmonisan di antara semua suku dan agama itu betul-betul dijadikan patokan dan tujuan mulia bersama,” lanjut dia.

Lewat kajian internal KPK, Laode M. Syarif mengungkapkan, ada tiga permasalahan yang masih menyandera partai-partai politik Indonesia, yaitu transparansi keuangan parpol, kaderisasi, dan penegakan kode etik internal parpol.

Karena itu, ia meminta PSI untuk tidak terjebak dalam permasalahan yang sama, salah satunya dengan melakukan transparansi pengelolaan keuangan partai politik kepada publik.

“Kalau PSI ingin unggul dari partai politik lain, PSI harus terbuka soal financial management parpol itu harus transparan, dari mana sumberny dan dipakai untuk apa dananya,” terangnya.

Terakhir, Laode M. Syarif menaruh harapan akan perubahan di pundak calon-calon anggota legislatif terpilih PSI yang didominasi anak-anak muda. “Biasanya yang mudah berubah itu orang-orang muda, bukan orang-orang tua,” pungkasnya.

Recommended Posts