SBY Sebut 100 Juta Warga Indonesia Miskin, Jubir PSI: Demokrat juga Mulai Menyebar Hoaks?

Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mendapatkan sanggahan dari juru bicara bidang kepemudaan Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Dedek Prayudi.

Bantahan itu disebutkan Dedek dengan mengomentari berita yang mengatakan jika SBY telah menyebut ada 100 juta warga Indonesia yang tergolong miskin.

Dedek pun membantah dengan mengatakan jika Demokrat turut menyebar hoax (hoaks) atau berita palsu. Jubir PSI ini pun memberikan tren kemiskinan menurut Bank Dunia dengan kurs USD 1,9 per hari.

“@PDemokrat juga mulai menyebar hoax?

Ini lho tren kemiskinan menurut Bank Dunia (USD 1,9/hari) Angka kemiskinan per 2017 = 10% Tidak berbeda jauh dengan temuan BPS,” jawab Dedek, Selasa (31/7/2018).

Sementara itu, dikutip TribunWow.com dari Kompas.com berita yang ditautkan Dedek tersebut merupakan data yang diungkapkan SBY berdasarkan perhitungan yang matang.

Wakil Ketua Komisi XI DPR dari Fraksi Partai Demokrat Marwan Cik Asan menjelaskan, SBY menggunakan data Bank Dunia dalam menentukan batas kemiskinan.

Menurut Bank Dunia, seseorang bisa dikategorikan miskin apabila penghasilannya di bawah 2 dollar per hari.

Dengan asumsi kurs 1 dollar sama dengan Rp 13.000, maka diperoleh angka Rp 26.000 per hari atau Rp 780.000 per kapita per bulan.

“Maka, penduduk miskin Indonesia masih sangat tinggi, yakni diperkirakan mencapai 47 persen atau 120 juta jiwa dari total populasi,” kata Marwan saat dihubungi, Selasa (31/7/2018).

Menurut Marwan, SBY tidak menggunakan data Badan Pusat Statistik (BPS) karena standar batas kemiskinan yang dipakai terlalu rendah.

Angka kemiskinan yang dirilis BPS per Maret 2018 sebesar 25,95 juta jiwa. Angka kemiskinan yang mencapai 9,8 persen dari total penduduk itu merupakan yang terendah dalam sejarah Indonesia.

Namun, lanjut Marwan, patokan garis kemiskinan yang ditetapkan adalah Rp 401.220 per kapita per bulan, atau sekitar Rp 13.374 per hari.

“Artinya, jika masyarakat di Indonesia punya pendapatan di atas dari batas yang ada per Maret 2018, maka tidak tergolong sebagai orang miskin,” ucap Marwan.

Sebelumnya, Menteri Sekretaris Negara Pratikno meminta SBY untuk tidak berasumsi soal jumlah penduduk miskin di Indonesia. Ia meminta SBY merujuk pada data yang dirilis BPS.

Adapun SBY bicara soal jumlah penduduk miskin yang mencapai 100 juta ini saat berkunjung ke kediaman Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto.

SBY yang mendukung Prabowo sebagai capres berharap mantan Danjen Kopassus itu bisa mengatasi masalah kemiskinan di Indonesia apabila nantinya memenangi pemilu.

Sementara menurut BPS, sejak 1970 hingga 2018, tren angka kemiskinan cenderung menurun meski sempat naik di tahun 1996, 1998, 2002, 2005, 2006, 2013, 2015, dan 2017.

Kemiskinan tertinggi terjadi pada 1970, di mana terdapat 60 persen penduduk yang masuk kategori miskin atau 70 juta jiwa. Angka terendah ditunjukkan pada data BPS bulan Maret 2018, yakni 9,82 persen dengan 25,95 juta penduduk miskin.

Sumber

Recommended Posts