Blusukan ke Kampoeng Dolanan bagi Andy Budiman sangat mengesankan. Betapa tidak, meski kampungnya kumuh namun di sini anak-anak sangat bersemangat untuk bermain. Dan, permainan mereka juga sangat tradisional. Ketika banyak anak bermain dengan game, komputer, play station, di sini anak-anak masih bermain dengan permainan peninggalan orangtua mereka semasa kecil. Sangat unik dan kreatif. Seperti mengingatkan kita di masa kecil.
“Saya salut dan sangat mendukung sekali dengan yang dilakukan karang taruna terhadap anak-anak di kampung ini. Yang mereka lakukan sangat mulia. Mereka melestarikan dolanan anak yang semakin langka. Mereka juga memberikan edukasi bagi anak-anak yang di jaman ini jarang sekali mengenal dolanan tradisional,” ujar Andy di Kampoeng Dolanan yang terletak di depo tempat perbaikan dan langsir kereta api, tepatnya di Jalan Kenjeran IV C, Kelurahan Simokerto, Surabaya, Sabtu (25/11/2017).
Saking antusiasnya, pria yang juga Caleg DPR RI Dapil Jatim I untuk wilayah Surabaya dan Sidoarjo dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI) itu berjalan kaki menghampiri sejumlah anak-anak dan memberikan semangat agar pemainan atau dolanan anak.
Anak-anak yang melestarikan prmainan tradisional, kata Andy, patut dihargai dan diberikan dukungan. Dukungan itu tidak hanya dari orang-orang terdekat melainkan juga dari pemerintah.
“Ini contoh kreatif anak-anak muda karang taruna dalam melestarikan dolanan anak. Mereka memberikan pembelajaran yang berharga bagi anak-anak era sekarang. Karena itu mereka perlu mendapat support dari pemerintah,” ujarnya.
Kampoeng Dolanan, imbuh Andy, sebaiknya ditiru oleh kampung-kampung lain di Surabaya. Pasalnya, dalam permainan tradisional itu terdapat banyak nilai filosofi maupun budaya yang bisa dipelajari. Maka, anak-anak harus diberi kesadaran betapa pentingnya melestarikan permainan tradisional yang hampir punah ini.
“Kampoeng Dolanan ini bisa menjaga tradisi agar tetap hidup dan terjaga seperti bahan-bahan mainan yang digunakan ada disekitar kita murah dan terjangkau serta menyenangkan sekali,” tambahnya.
Mantan wartawan itu selain memuji Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, juga ikut berharap pemerintah terus mendukung keberadaan kampoeng dolanan yang ada di bantaran rel kereta api atau kampung lainnya. Karena itu merupakan ide yang bermanfaat bagi anak-anak untuk bisa bermain secara bersamaan, berarti ikut juga melestarikan tradisi.
“Ini merupakan sesuatu yang unik khas kota Surabaya, masyarakatnya dikenal cukup kuat mempertahakan tradisi. Sekali lagi ini sangat bagus, positif, dan sangat bermanfaat bagi anak-anak dan warga sekitar yang tinggal disini.
Tidak hanya kagum dengan permainan anak-anak, Andy juga menunjukkan kekagumannya saat melihat ibu-ibu membuat berbagai kerajinan dengan memanfaatkan barang bekas yang mudah didapat, yang disulap menjadi barang-barang bernilai ekonomis dan bisa dijual.
“Seperti yang saya lihat, ada baju-yang dibuat dari bahan karung beras, atau plastik bekas ini sangat menarik bahkan desainnya sangat kreatif, mereka ibu bisa memainkan imajinasinya menjadi kreasi yang baik, bukan meniru yang sudah ada,” terangnya.
Ada imajinasi yang cukup kuat dilakukan oleh ibu-ibu kampung tersebut, yang kemudian diubah menjadi berbagai kreasi.
“Itu sangat potensi, dan tidak mustahil yang mereka lakukan kedepannya bisa berkembang dan diminati orang. Tidak mustahil kampung ini akan menjadi kawasan yang menarik, dimana orang bisa mempelajari tradisi dolanan tradisional dan membeli sesuatu hasil kreasi yang dilakukan oleh ibu-ibu di kampung ini,” tambahnya.
“Bentuk kegiatan seperti ini harus diukung oleh pemerintah, atau bisa dari pihak swasta melalui progam-progamnya untuk bisa ditindaklanjuti lebih lanjut,” urainya.
Sementara, keberadaan kampoeng dolanan yang memang berada di areal milik PT KAI, menurut lelaki asal Lampung itu, pihak PT KAI bisa merangkulnya dengan memberikan pembinaan agar masyarakat semakin produktif. Menurutnya, PT KAI bisa ikut juga memperdayakan masyarakat sekitar seperti menyelenggarakan sebuah festival dolanan atau fashion show yang menampilkan hasil kreatifutas dari ibu-ibu.
“Menurut saya ini ide yang sangat menarik dan kreatif dari warga, bisa saja dilakukan festival,” pungkasnya.
Sementara, Mustofa, koordinator karang taruna di Kampoeng Dolanan, itu mengaku gembira mendapat kunjungan Andi Budiman.
Dia mengaku masih banyak yang harus dilakukan untuk mengubah kampung kumuh di bantaran rel kereta tersebut, menjadi kampung bermain dan ramah anak. Namun sejumlah kendala juga ditemui.
“Gerak kita memang tidak leluasa, karena lahan kampung ini memang milik PT KAI. Tetapi, kita terus berupaya dengan memaksimalkan apa saja yang sudah ada. Dan, kami sangat senang jika PT KAI bisa memberikan dukungan, agar kami bisa melakukan sesuatu untuk mewujudkan kampung ini lebih nyaman,” kata Mustofa.nv