TIto Karnavian di “Rembuk Rakyat PSI”, Diyakini Cekatan Bekerja dan Memberikan Rasa Aman

 

Rekam jejak sebagai petinggi Polri menjadikan Muhammad Tito Karnavian dianggap pantas menjadi penerus Jokowi. Demikian terungkap dalam diskusi online Rembuk Rakyat PSI berjudul “Meneropong Tito Karnavian,” Jumat 22 April 2022.

“Yang mengamankan Demo 212, Pak Tito. Sebelumnya juga, Demo 411, Pak Tito yang mengamankan sebagai Kapolri. Beliau juga menangani teror-teror bom dengan luar biasa dan sangat cepat. Rakyat merasa aman,” kata pianis dan komponis, Ananda Sukarlan, yang mengaku kagum pada sosok Tito.

Dalam persepsi Ananda, Tito adalah orang yang lebih mengutamakan kerja ketimbang bicara.

“Persepsi saya, beliau adalah orang yang bekerja dalam senyap, tahu-tahu jadi, tahu-tahu beres. Bukan tipe politikus yang janji-janji, terus banyak bicara atau menata kata. Beliau lebih ke seorang profesional daripada politikus,” kata Ananda.

Jika Tito menjadi presiden, menurut Ananda, tugas terbesarnya adalah menangani kelompok-kelompok yang tidak suka perbedaan.

“Kelompok-kelompok itu semakin lama semakin membesar. Mereka anti pada keragaman, mereka gak suka melihat seni budaya, melupakan sejarah. Padahal sejarah itu yang membikin negara kita jadi kuat. Kalau tidak mengerti sejarah, kita gak punya akar. Pohon yang tidak punya akar, akan gampang terbang. Jadi yang terpenting itu adalah bagaimana mengamankan soal toleransi dan menghargai perbedaan. Hal-hal itu yang semakin terkikis,” papar Ananda.

Sebagai anggota masyarakat, Ananda menginginkan pemimpin yang fokus pada pendidikan dan budaya.

“Karena di masyarakat saat ini, budaya juga mulai terkikis. Patung ditutupi, bahkan dihancurkan. Juga banyak orang yang tidak mengenal baik sejarahnya sendiri. Lihat saja mahasiswa yang bilang di masa Orde Baru ada kebebasan dan sekarang tidak ada. Bebas dari Hongkong…” seloroh Ananda.

Ia juga menyampaikan, siapa pun yang mau jadi presiden harus sering tampil dan bicara, karena realita masyarakat Indonesia saat ini yang masih lebih percaya dengan janji-janji daripada kinerja.

“Jadi Pak Tito, kalau mau jadi presiden harus lebih sering tampil dan bicara. Karena masyarakat masih ingin pemimpin yang menjanjikan banyak hal,” kata Ananda.

Menurutnya, Tito juga memiliki banyak kesamaan dengan Presiden Jokowi. Ia merasa Tito juga memiliki prinsip antikorupsi, dan antiintoleransi. Bahkan, ia berharap Tito lebih keras menyuarakan itu.

“Tetap yang paling penting adalah orang yang bisa menjaga perbedaan karena keberagaman yang Indonesia miliki. Itu yang harus bisa dijaga oleh siapapun yang jadi pemimpin kita. Saya percaya Pak Tito bisa dalam hal itu,” kata Ananda.

Narasumber lain, Deputi Direktur Eksekutif DPP PSI, Mikhail Gorbachev Dom, menggarisbawahi soal sosok polisi berprestasi.

“Saya melihat sosok Pak Tito Karnavian sebagai sosok polisi yang baik, dilihat dari prestasi yang dimiliki. Tidak mudah untuk mereformasi lembaga kepolisian, namun saat Pak Tito Karnavian menjadi Kapolri, persepsi positif publik meningkat kepada polisi,” tuturnya.

Gorba juga menyampaikan bahwa Pak Tito apabila ingin menjadi pengganti Pak Jokowi sebagai Presiden, tidak bisa menerapkan sistem kerja yang sama seperti yang Ia lakukan di Densus 88 bekerja dalam senyap, namun Tito harus mulai mengambil panggung.

“Apabila kita mendorong dan mendukung Pak Tito menjadi pengganti Pak Jokowi, maka Pak Tito mulai harus mengambil panggung atau spotlight dan di saat sekarang di Kementerian Dalam Negeri misalnya tidak bisa juga dilakukan sama seperti operasi-operasi tertutup. Jadi itu harus dibuka, tentang apa saja yang dilakukan dan prestasi-prestasi yang dibuat. Untungnya sekarang zaman social media, ada jejak digital tercatat, sehingga kita bisa tahu prestasi-prestasinya kalau melakukan googling,” ujar Gorba.

Dalam catatan Gorba, Pak Tito merupakan tokoh yang bisa mengubah lembaga kepolisian menjadi humanis dan melayani.

“Jadi kepolisian, seperti juga militer, selalu dipersepsikan sebagai lembaga tangan besi. Nah, di bawah Pak Tito, ada pergeseran persepsi, bahwa kepolisian bisa menjadi pelayan masyarakat,” paparnya.

Tambahnya, Pak Tito merupakan sosok yang bisa dibilang sebagai Pak Hoegeng masa kini. Karena beliau merupakan man of action dan berkarakter tegas.

“Pak Tito itu man of action, itu yang aku suka. Yang selalu diomongin di tokoh kepolisian itu Pak Hoegeng dengan kejujuran dan integritas. Nah saya pikir Pak Tito bisa menjadi Pak Hoegeng masa kini,” tutupnya.

Recommended Posts