Kita Dorong Orang-orang Baik Masuk Politik

Partai Solidaritas Indonesia (PSI) membuat terobosan baru terkait rekrutmen bakal calon anggota legislatif (bacaleg). Selain dilakukan secara terbuka, partai ‘anak muda’ yang baru dibentuk beberapa tahun itu juga melakukan seleksi guna menguji kompetensi orang-orang yang mendaftar untuk Pemilu.

Tak hanya itu, usai lolos uji kompetensi, mereka juga diwajibkan melakukan uji sosialisasi dengan terjun langsung ke masyarakat dan mengumpulkan foto copy KTP dan testimoni dari warga. Track record mereka juga akan diuji ke publik melalui media sosial.

Kepada VIVA, Ketua Umum PSI Grace Natalie menuturkan, seleksi itu dilakukan guna mendapatkan sosok-sosok yang kompeten dan layak untuk mewakili PSI di parlemen. Untuk itu, seleksi dilakukan oleh tokoh-tokoh di luar PSI yang tak diragukan kompetensi dan integritasnya.

Demikian penjelasan mantan jurnalis dan presenter televisi ini saat VIVA berkunjung ke kantor PSI, yang terletak di kawasan Jakarta Pusat beberapa waktu lalu.

PSI dinilai melakukan terobosan baru dalam rekrutmen bakal calon anggota legislatif, yakni dengan seleksi uji kompetensi. Bisa dijelaskan secara rinci?

Sederhana saja logikanya. Jumlah penduduk Indonesia kan sekitar 255 juta orang. Jumlah perwakilan rakyat itu hanya sekitar 550 orang yang duduk di DPR. Harusnya, mereka itu adalah orang yang terbaik dari yang terbaik yang kita miliki, karena tugas mereka itu teramat penting. Karena mereka itu yang membuat atau mengatur aturan main semua aturan di republik ini.

Lalu?

Tapi kenapa selama ini kita tidak pernah tahu seseorang itu sampai ada di kertas suara itu bagaimana dia bisa sampai di situ? Apa latar belakangnya? Apa kompetensi yang dimilikinya? Bagaimana track recordnya?

Maksudnya?

Analogi sederhananya. Begini, kalau kita punya warung makan, tentu kita perlu karyawan untuk membantu kita melayani tamu untuk membantu kita. Tentu kita memerlukan atau mencari orang yang terbaik, yang bisa menghitung, yang rajin masuk kerja. Jangan kita cari orang yang malas untuk masuk kerja, karena ini akan menghambat.

Untuk cari orang yang bakal jagain warung kita saja mungkin kita akan menginterview orang mencari orang yang terbaik, apalagi mencari orang untuk duduk menjadi wakil rakyat di DPR RI.

Mereka itu adalah orang yang akan menjaga republik kita ini. Jadi dari situlah kita ingin memulai tradisi baru. Bagaimana kita bisa melakukan proses seleksi mencari orang-orang terbaik, yang profesional, yang dapat mewakili rakyat di DPR dengan melewati proses seleksi yang profesional dan transparan. Dan kita yakin ketika proses ini kita jalankan, orang-orang terbaik itu akan tertarik untuk masuk.

Mengapa perlu ada seleksi yang transparan?

Sekarang ini kan kita tahu ada isu-isu yang beredar dalam proses pencalonan anggota legislatif yang dilakukan oleh partai-partai lama. Katanya ada uang pengambilan formulir, ada uang pengembalian formulir, nomor urut berapa itu semua ada price listnya.

Dan yang saya ketahui sendiri, ada ketua umum partai yang memasang caleg-calegnya itu asal-asalan saja, suka-suka dia, seperti istrinya, ajudannya dimasukin. Siapa yang dia kenal dimasukin, orang-orang dekat dia dimasukin. Ada beberapa artis untuk vote getter itu masuk. Jadi tidak jelas proses seleksinya, karena selama ini tidak pernah ada proses perekrutan yang dilakukan secara terbuka.

Lalu, siapa yang akan menentukan seseorang bisa jadi caleg atau tidak?

Biasanya penentuan calon anggota legislatif itu kan otoritasnya ada di tangan ketua partai. Kali ini kita ubah. Otoritas itu ada di tangan panitia seleksi independen yang melakukan seluruh pengujian dan seleksi kompetensi.

Seleksi dilakukan terbuka?

Seluruh prosesnya kita lakukan terbuka. Kita upload di media sosial, agar semua orang bisa melihat proses yang berlangsung. Bahkan teman-teman media yang datang ke sini kami persilakan untuk datang masuk menyaksikan secara langsung duduk bersama tim seleksi.

Kenapa?

Agar semuanya dapat membuka dinding-dinding yang tadinya tertutup agar semuanya terbuka.

Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie

Apa tujuan seleksi ini?

Kita berharap bisa mendapatkan orang-orang terbaik melalui proses seperti itu.

Sudah berapa orang yang mendaftar?

Pada gelombang pertama ada 1155 orang yang mendaftar dan profesinya beragam. Hanya ada dua orang yang tercatat dari partai politik lain.

Apa saja profesi mereka?

Ada yang menjadi salah satu direksi sebuah bank swasta. Dia sebut gajinya Rp150 juta sebulan. Ada TKI 10 tahun dia kerja di Dubai, dia daftar dan ikut proses seleksi dan dia lolos kemarin. Ada juga dokter gigi, umur 30 an tahun, rumahnya di daerah Imam Bonjol.

Selain itu?

Ada juga seorang penulis dari Jawa Barat, yang juga orang NU mau ikut daftar. Ada mahasiswa yang belum lulus kuliah, dosen, guru, teknisi. Intinya mereka itu profesional dan rata-rata bukan aktivis partai. Tapi mereka mau mendaftar ingin masuk menjadi anggota legislatif.

Dari jumlah itu berapa yang lulus?

Kemarin itu kita dapat sekitar 57 orang yang lulus dan masuk dalam tahap seleksi selanjutnya, yaitu tahap sosialisasi. Jadi belum pasti dapat tiket tuh, mereka itu harus melakukan sosialisasi.

Kenapa harus sosialisasi?

Mereka mungkin memiliki kompetensi. Tapi namanya ingin jadi wakil rakyat kan tidak hanya memiliki kompetensi, tapi dia juga harus mampu meyakinkan orang lain untuk bagaimana orang lain bisa memilihnya.

Apa syaratnya?

Mereka harus mengumpulkan dukungan 100 foto copy KTP, dan 100 testimoni dari orang yang memberikan KTP, kenapa mereka memberikan dukungannya. Ini dilakukan supaya dia tidak mengambil dari pengepul KTP.

Seberapa penting proses seleksi ini bagi PSI?

Kita meyakini, ini pekerjaan yang penting banget. Kalau semakin banyak orang yang berkompeten masuk dan ini dilakukan secara terbuka, maka otomatis orang yang akan mengisi itu adalah orang yang berkualitas. Kalau pintunya ditutup, barrier of entrynya berat, yang masuk terbatas, maka oligarki partai yang main. Hanya kaum elit yang punya akses, kualitasnya akan begini-begini aja. Tapi kalau kita lakukan terbuka, otomatis kualitas orangnya akan lebih naik. Itu yang kami yakini.

Bagaimana jika cara ini dipakai partai lain?

Monggo, silakan kalau partai-partai lain ingin copy paste cara ini. Kita tidak keberatan karena kami yakin ini akan meningkatkan standar demokrasi.

Jadi seluruhnya sudah berapa yang mendaftar?

Dari gelombang pertama itu 1155 orang, seluruh Indonesia. Itu gabungan ya untuk DPR RI, DPRD tingkat I, dan DPRD tingkat II. Yang untuk DPR RI nya sendiri itu sekitar 200 an orang, yang lulus hanya 57. Sisanya itu DPRD tingkat I dan DPRD tingkat II, dan mereka akan ada seleksinya tersendiri di tingkat provinsi.

Seleksinya sama?

Iya, seleksinya sama. Jurinya juga independen. Jadi pengurus PSI di tingkat provinsi juga melakukan perekrutan juri-juri independen di tingkat provinsi untuk menyeleksi calon anggota legislatif di tingkat DPRD tingkat I dan tingkat II.

Dari semuanya itu, berapa yang sudah lolos seleksi?

Jadi ini dilakukan tidak serempak. Jakarta sudah dilakukan seleksi, Sumatera sudah seleksi untuk DPRD, yang lainnya masih menyiapkan proses seleksi.

Apakah ada yang tidak lolos?

Ada dong. Kalau yang di level DPRD saya harus cek berapa jumlahnya. Tapi kalau untuk level DPR RI itu yang tidak lulus itu hampir setengahnya. Jadi kita buat tiga kategori, pertama itu lulus. Kedua, lulus bersyarat, ketiga tidak lulus karena belum memenuhi syarat kelulusan.

Apakah ada skornya?

Iya. yang lulus itu nilainya 3.75 minimal dengan nilai total 5. Itu nilai rata-rata dari tiga juri. Yang mendapat nilai dibawah 3.75, tapi mendekati 3.75 dan mendapatkan catatan dari juri itu mereka lulus bersyarat, artinya belum lulus, tapi ada kelas-kelas yang harus diikuti. Kelas-kelas itu berdasarkan masukan dari para juri. Ada kelas komunikasi, kelas ilmu politik, dan lain sebagainya.

Setelah itu nanti kita akan melakukan ujian lagi, untuk melihat apakah ada perbaikan. Kalau ada perbaikan maka ada kemungkinan mereka masuk dalam kategori lulus. Tapi itu nanti, setelah semua prosesnya mereka lewati semuanya. Jadi kita utamakan yang mendapat nilai lulus dulu, baru nanti kita berikan kesempatan yang lulus bersyarat.

Apa syarat untuk bisa daftar sebagai bakal calon legislatif dari partai PSI?

Syaratnya secara umum sama dengan apa yang diminta oleh DPR. Minimal lulusan SLTA. Sebenarnya kita sih maunya minimal S1, cuma kan DPR mintanya SMA. Kemudian wajib menyerahkan tulisan minimal satu halaman tentang memberantas korupsi dan intoleransi. Tidak pernah punya history problem hukum atau kasus korupsi dan intoleransi.

Selain itu?

Mencantumkan pengalaman organisasi dan pengalaman kerja. Karena di situ kan kelihatan, pengalaman atau skill itu kan tidak hanya didapat dari bangku sekolah. Jadi itu yang kita minta. Dan kalau semua persyaratan itu dia bisa memenuhi, bisa kita masukan ke babak selanjutnya, yaitu uji kompetensi dan dia bisa bertemu dengan para juri.

Bagaimana cara PSI melakukan perekrutan juri independen?

Kita cari tentunya tokoh-tokoh dari lintas bidang ya. Misalnya ada tokoh yang memang dia pengalaman atau memilliki track record dalam merawat isu keberagaman, mengadvokasi toleransi lintas agama, ahli di bidang hukum, ahli di bidang politik, tokoh anak, tokoh perempuan. Jadi itu semua kita petakan, sehingga kita cari para ahlinya semua. Setelah itu kita listing, kita coba approach. 

Apakah mereka langsung bersedia diminta sebagai juri?

Ada juga yang menolak.

Kenapa?

Karena itu lah, begitu buruknya citra partai. Orang-orang independen ini alergi sekali untuk dikaitkan dengan kegiatan partai, meskipun kita hanya minta mereka melakukan uji seleksi secara independen.

Lalu bagaimana cara PSI melobi mereka?

Kita jelaskan, meskipun mereka melakukan uji seleksi independen tidak berarti mereka menjadi orang atau kader PSI. Syukurlah ada beberapa yang bersedia. Orang yang pertama bersedia itu ada Pak Bibit Samad Rianto, mantan komisioner KPK, dan Pak Mahfud MD.

Selain mereka? 

Ibu Marie Elka Pangestu awalnya tidak bersedia. Tapi alhamdulillah sekarang beliau bersedia untuk membantu.

Lalu, siapa yang membuat aturan main seleksinya?

Kita menyerahkan kepada para juri untuk membuat aturan mainnya. Jadi kita buat rapat para juri untuk menentukan aturan mainnya secara bersama-sama.

Untuk gelombang kedua, siapa saja jurinya?

Di gelombang kedua nanti kita mendapatkan tambahan juri independen, seperti Mas Gunawan Muhammad, Todung Mulya Lubis, Khatib Basri, Ibu Clara Juwono.

Anda yakin akan banyak yang ikut pada gelombang kedua?

Saya sangat optimis pada gelombang kedua nanti akan lebih banyak publik yang akan ikut terlibat. Karena orang mungkin masih tidak percaya dengan partai politik, mereka mungkin wait and see.

Setelah lolos uji kompetensi dan sosialisasi. Apa tahapan berikutnya?  

Meski mereka sudah lolos uji kompetensi dan lolos tahap sosialisasi. Kita tetap terbuka menerima masukan dari publik. Kalau teman-teman memiliki track recordburuk dalam melakukan sosialisasi kepada publik pasti kan ada reaksi. Pasti masyarakat akan menilai, karena ini terbuka di medsos. Orang bisa menyampaikan keluhannya, masukannya, penilaiannya terhadap mereka.

Jadi pakai media sosial juga?

Iya, kita uji melalui medsos juga. Karena itu juga salah satu strategi kita untuk sosialisasi dan mengecek reaksi publik. Karena kalau orang mempunyai track recordburuk itu sekarang ini orang tidak bisa lagi menyembunyikannya. Dan kalau tahapan itu lewat dia otomatis akan mendapatkan tiket dari partai PSI, dan dia bisa lanjut melakukan kerja-kerja sosialisasi memperkenalkan dirinya di dapilnya masing-masing.

Artinya ada tiga fase yang harus dilalui para calon anggota legislatif PSI?

Iya, ada tiga fase. Pertama itu seleksi administrasi, kedua seleksi atau uji kompetensi melalui juri independen, dan ketiga seleksi sosialisasi.

 

Apakah ada kontrak politik antara caleg dan partai?

Oh iya ada. Jadi setelah proses tahapan sosialisasi itu lewat, kita akan melakukan kontrak politik seperti pakta integritas.

Apa isi dalam kontrak politik itu?

Sebagai perwakilan PSI, dia harus tunduk pada garis kebijakan partai. Tidak melakukan hal-hal yang bertentangan dengan nilai-nilai dasar PSI, yakni Anti-korupsi dan Anti-intoleransi.

Apakah ada mahar politik di PSI?

Gak ada. Boleh ditanya sama semuanya. Malah kita bilang begini sama semua orang yang mau daftar, jangan sampai karena kamu tidak mempunyai uang kamu malah tidak jadi mendaftar.

Bagaimana cara PSI mengawasi calegnya menjalankan kontrak politik?

Saat ini kita sedang membuat aplikasi untuk mengawasi kinerja anggota dewan PSI mulai dari DPR RI, DPRD tingkat I dan tingkat II, dan juga mengawasi kinerja pengurus partai. Aplikasi ini nanti cara kerjanya mirip Qlue Pemprov DKI. Tapi nanti kita mau sesuaikan dengan kebutuhan PSI.

Jadi nanti anggota dewan dari PSI wajib mengupload seluruh aktivitasnya?

Iya. Kalau orang mau bekerja benar menjadi anggota dewan, harusnya mereka senang dengan adanya aplikasi ini. Karena dengan adanya aplikasi seperti ini, biaya sosialisasi menjadi lebih murah, efektif, dan efisien.

Selain itu, aplikasi itu juga bisa berfungsi sebagai pengawasan. Jadi anggota dewan itu sedang membahas undang-undang apa, melakukan rapat apa, itu kan bisa transparan. Jadi kalau nanti masyarakat menilai bahwa anggota dewannya tidak sesuai dengan apa yang disampaikan, berarti masyarakatnya bisa menilai langsung. Jangan-jangan masuk angin nih. Jadi harus seterbuka mungkin.

Terkait Pemilu Presiden, bagaimana posisi PSI?

Kalau Pilpres, kita mendukung Pak Jokowi.

Target perolehan suara di Pileg 2019?

Kalau target kita 20 persen suara di DPR RI.

Anda yakin bisa mendapatkan 20 persen suara?

Kalau saya dan teman-teman optimis banget. Ini bukan mission imposible.

Apa yang membuat Anda yakin?

Karena dari semua survei terkait kepercayaan publik terhadap partai politik dan DPR itu mereka selalu menempatkan kepercayaan terhadap partai politik itu selalu di nomor urutan yang terakhir. Nah, kemudian kami menawarkan cara rekrutmen yang benar-benar beda. Orang-orang yang masuk itu bukan orang sembarangan, bukan jobless, yang punya kompetensi, mungkin punya misi bisnis, dan mereka itu melalui proses uji seleksi yang ketat. Mereka itu bukan orang-orang yang tidak jelas, dan proses itu semuanya masyarakat bisa mengakses.

Artinya?

Jadi di tengah kondisi seperti itu, di tengah ketidakpercayaan masyarakat terhadap kinerja DPR dan partai politik, kita menawarkan ada orang-orang yang yang mau atau bersedia menjadi wakil rakyat dengan track record yang jelas, masa iya sih nggakdipilih. Jadi kita hadir dengan menawarkan antitesis dari yang tidak dipercayai oleh masyarakat. Kita menawarkan ini bukan cuma sekedar beda, tapi kita harapkan ini bisa menjadi obat dari kekecewaan masyarakat selama ini.

Bagaimana PSI menjangkau masyarakat di pedesaan?

Jujur kita sekarang ini tidak punya modal untuk sosialisasi yang jor-joran untuk sampai ke orang-orang di pedesaan. Karena yang paling efektif untuk sosialisasi sampai ke sana itu kan televisi, dan biaya sosialisasi di televisi itu gila-gilaan biayanya. Kemudian harus membanjiri dengan atribut untuk serangan daratnya.

Mempunyai keinginan untuk sampai ke sana tentu saja iya, makanya kita mungkin bertahap ya. Sampai saat ini yang kita lakukan ini turun dengan atribut yang kita punya sekarang, minimal brosur yang menjelaskan visi mereka, program mereka, dan data diri.

Lalu bagaimana solusi untuk mencapai target perolehan suara?

Kita punya akses untuk meyakinkan orang-orang yang ada di perkotaan atau katakan yang melek internet. Itu ada 50 persen, itu gede juga loh. Dan dari teori perilaku memilih, yang mempengaruhi orang itu selalu dari orang terdidik ke tidak terdidik. Dari kota ke desa, bukan sebaliknya, bukan dari orang yang tidak terdidik mempengaruhi orang yang terdidik.

Backbone kita media sosial. Media sosial ini penetrasinya memang bisa terbatas, tapi mereka bisa menjangkau orang-orang terdidik, orang-orang di kota. Di mana nanti orang-orang terdidik ini, atau orang-orang di kota ini, kalau dia punya keluarga di desa, mereka bisa menjadi agen kita untuk mensosialisasikan kita kepada keluarganya di desa. Harapan kita seperti itu.

Bagaimana PSI menghadapi politik uang?

Kita tegaskan, kita tidak mau main politik uang

Apa harapan Anda?

Kita harapkan publik mau jadi publik yang kritis. Kita tidak bisa jauh dari politik, tidak bisa kita menghindar. Mau kita lari ke ujung gunung pun, politik akan menemui kita. Karena seluruh kehidupan kita ini adalah produk politik, suka atau tidak suka. Dan ini yang saya sadari juga, ketika akhirnya saya memutuskan untuk di PSI.

Kita dorong orang-orang yang baik untuk masuk ke dalam politik. Ketika ada orang-orang yang baik, jujur, punya kompetensi, berintegritas masuk ke dalam politik, kita akan pasti melihat perubahan yang nyata dan politik menjadi baik.

Tapi kalau kita lari, kita jauhi, kita kabur, kita benci, yang masuk ke situ terus menerus akhirnya menjadi orang-orang yang punya agenda untuk kepentingan mereka pribadi, maka tidak akan ada putus-putusnya kebencian kita pada politik. (ren)

Sumber

Recommended Posts