Grace Natalie Masak Terus, Kenapa Gak Urus Partai?

Sambil ngabuburit, hari ini saya akan membuat sebuah tulisan berupa surat terbuka untuk Ibu Grace Natalie, yang di story Instagramnya selalu masak-masak terus. Bukanya urus partai, kenapa sih malah suka masak? Partai Solidaritas Indonesia itu butuh pemimpin, bukan chef, Sis!

Ternyata, beliau sedang mempertontonkan sebuah solidaritas, kepada orang-orang yang mengalami kesulitan dalam PSBB di kota Jakarta dan seluruh indonesia. Semua kader PSI di Indonesia, bergerak terus menerus tanpa henti. Apa saja sih yang dikerjakan? Silakan simak.

Di dalam global pandemic Covid 19 yang menghantam dunia termasuk negara Indonesia, banyak sekali sektor-sektor ekonomi yang melemah. Pembatasan sosial berskala besar alias PSBB harus dilakukan untuk menekan angka kenaikan Covid 19.

Dan voila! Di negara dengan penduduk terbanyak nomor empat di dunia, berada di posisi yang cukup rendah dalam kasus kenaikan Covid 19 ini. Ada pengorbanan yang harus terjadi, yakni turun drastisnya sektor perekonomian.

Efek samping dari global pandemic ini membuat banyak sekali pengangguran. Para tuna wisma terus meningkat, lantaran tidak bisa membayar indekos mereka masing-masing di Jakarta. Lalu tidak bisa pulang karena kehabisan uang. Anies tidak memperdulikan mereka.

Lantas, siapa lagi yang bisa diharapkan? Maka, para jajaran baik dari pimpinan sampai kepada bawahan-bawahan secara organisasi Partai Solidaritas Indonesia, membangun semangat solidaritas. Darah dan nadi mereka adalah kemaslahatan hidup orang banyak.

Kader-kader PSI langsung ramai-ramai turun ke jalan. Tidak sedikit yang menggunakan uang pribadinya yang merupakan gaji mereka di kursi DPR-D, untuk berbagi kepada rakyat yang membutuhkan. Kader PSI ini menjalankan tugas mereka, sebagai sahabat bagi masyarakat yang membutuhkan.

PSBB ini berjalan bersamaan dengan masyarakat Indonesia dalam menjalankan ibadah puasa mereka selama satu bulan Ramadan ini. Di balik partai yang sehat, di sana ada sang juru masak yang mahir. Dapur ibu ketua umum PSI Grace Natalie terus mengebul. Dapur pribadi loh.

Bukan dapur raksasa. Beberapa hari sekali, Sis Grace ini menghabiskan waktu untuk membeli bahan baku, siang sampai sore dapurnya berbunyi hentakan pisau, osengan gorengan, menanak nasi banyak-banyak. Untuk apa? Untuk menyediakan puluhan makanan berat untuk para masyarakat, yang akan didrop di DPP Pusat, yang akan didistribusikan secara langsung.

Kenapa tidak memberikan saja langsung bahan pokok untuk diolah warga? Saya sangat yakin bahwa PSI sudah merapatkan dan memikirkan hal itu. Tapi mungkin menurut mereka, membagi-bagikan sembako yang akan diolah, buat apa ke tuna wisma? Tidak berguna berikan bahan pokok ke tuna wisma.

Sembako ke orang-orang yang ada di rumah, juga sudah dibagikan lewat pintu partai. Kantor DPP nya juga disulap jadi tempat drop sembako dari para dermawan lewat PSI.

Lagipula, para tuna wisma tidak ada dapur untuk memasak. Mereka butuh makanan langsung. Dan di sinilah peranan PSI begitu nyata. Di dalam jiwa mereka, mengalir semangat solidaritas.

Menjadi solider bagi sesama, apalagi yang membutuhkan. Pundi-pundi uang di partai PSI pun harus mereka keluarkan. Kenapa hanya puluhan dimasak di dapur Grace Natalie? Kenapa gak ribuan? Kan tuna wisma itu banyak? Jawaban sederhananya adalah, itu dapur pribadi. Bukan dapur seperti di hotel.

Seluruh partai ramai-ramai membuka dapur mereka, untuk masak-masak dan mengolah makanan. Tidak ada waktu libur bagi PSI, meski di Indonesia, nyaris semua sektor terdampak Covid 19. Ada orang-orang yang mendapatkan uang 20 ribu sehari, mereka supir angkot yang sebelumnya mendapatkan 100-150 ribu sehari. Merekalah yang membutuhkan makanan itu.

Orang-orang kecil seperti ini, diperhatikan sampai kenyang. Karena kebutuhan dasar mereka adalah makanan. Apalagi mereka yang harus menahan lapar karena berpuasa dari pagi sampai sore. Mereka butuh makan.

Nasi kotak dan bungkus dibagi-bagikan. Menu hari ini 15 Mei 2020 dari Dapur Sis Grace adalah nasi, telor iris, ayam goreng, mi goreng, sayur kol, dengan berbagai bumbu yang nikmat. Tidak lengkap kalau tidak ada sambal yang berwarna merah dan sedap.

Jujur saja, saya sangat bersyukur ada satu zaman dengan kelahiran PSI. Partai yang memberikan perhatian kepada warganya, secara nyata. Saya berharap, partai-partai lain juga melakukan hal yang sama.

Semoga saja dengan ini, masyarakat yang paling terdampak Covid, garda terdepan terkena Covid, bisa diberikan harapan. Solidaritas menembus batas. Selamat berpuasa untuk mereka yang merayakannya. Nyatakan kasih yang tidak mementingkan diri sendiri.

Love others, selflessly.

Begitulah selfless-selfless.

 

https://seword.com/p/MM0ANeoSwH

Recommended Posts