Diblokade Aparat, Puluhan Kader PSI Geruduk MK untuk Tolak Proporsional Tertutup

Walau jalan Merdeka diblokade dan gedung Mahkamah Konstitusi (MK) dijaga ketat aparat kepolisian pada hari Rabu (8/3/2023), puluhan kader Partai Solidaritas Indonesia (PSI) secara gerilya berhasil geruduk Mahkamah Konstitusi (MK).

Mereka melakukan aksi simpatik dan edukatif di depan gedung Mahkamah Konstitusi (MK) di bawah pengawasan ketat aparat kepolisian, bertepatan dengan berlangsungnya sidang Judicial Review sistem pemilu.

“Kami datang ke sini ingin melakukan aksi simpatik dan edukatif untuk menolak sistem pemilu proporsional tertutup” tegas Korlap aksi, Furqan AMC, Ketua DPP PSI.

Pada aksi tersebut kader-kader PSI melakukan aksi teatrikal. Sebagian dari massa aksi membawa karung berisikan boneka kucing dan mengenakan tutup kepala kotak hitam sebagai ilustrasi sistem pemilu proporsional tertutup.

“Sistem pemilu proporsional tertutup akan membuat demokrasi menjadi gelap. Rakyat tidak bisa memilih wakilnya secara langsung. Rakyat dipaksa memilih kucing dalam karung. Rakyat hanya akan disuguhi caleg-caleg boneka elit oligarki partai,” tegas Furqan dalam orasinya.

Kemudian Furqan mengomando kader-kader PSI untuk mengeluarkan boneka kucing yang ada dalam karung dan mempertontonkannya pada wartawan.

“Boneka-boneka kucing ini akan kami serahkan ke Hakim Mahkamah Konstitusi (MK), guna mengetuk pintu hati Hakim, agar Hakim MK yang mulia menyadari sistem proporsional tertutup hanya akan menghasilkan legislator-legislator boneka oligarki, legislator-legislator badut,” tegas Furqan lebih lanjut.

Setelah sekian lama berorasi, Furqan kemudian meminta kader-kader PSI mengoyak-ngoyak kotak hitam sebagai simbol penolakan sistem pemilu proporsional tertutup.

“Dengan telah dihancurkannya kotak hitam yang menutupi kepala ini, publik bisa melihat calon-calon legislator secara transparan. Rakyat bisa memilih wakilnya secara terbuka,” jelas Furqan.

Setelah menyelesaikan aksi di depan gedung MK, Furqan dan kader-kader PSI melanjutkan aksi taetrikal di belakang gedung MK bersama puluhan kader-kader lainnya dengan membentangkan spanduk besar bertuliskan “PSI Tolak Proporsional Tertutup”.

Pada kesempatan tersebut Sigit Widodo, Wasekjend PSI ikut berorasi. Dalam orasinya ia menyebut bahwa sistem pemilu proporsional tertutup akan mengingatkan kita pada masa orde baru yang tidak demokratis.

“Kita tidak mau kembali pada masa orde baru yang tidak demokratis,” tegas Sigit.

Di akhir aksi, boneka-boneka kucing yang telah dikeluarkan dari karung tersebut diserahkan semuanya oleh masa aksi ke Hakim yang mulia melalui perwakilan staf Mahkamah Konstitusi.

*

Recommended Posts