Capaian Baru 3,2%, Dewan Minta Vaksinasi Disabilitas & ODGJ Dimasifkan

SURABAYA – Sampai saat ini capaian vaksin dosis pertama untuk Kota Surabaya mencapai 22,47 persen, dimana untuk masyarakat rentan masih pada urutan ke-6 dengan pencapaian 3,2 persen. Oleh karena itu Komisi D DPRD Kota Surabaya meminta pelaksanaan vaksinasi bagi masyarakat rentan seperti penyandang disabilitas dan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) sudah berlangsung sejak awal Juni 2021 terus dimasifkan.

Anggota Komisi D DPRD Kota Surabaya Tjutjuk Supariono menilai kurang efektif apabila penyandang disabilitas diharuskan untuk mendatangi puskesmas terdekat untuk melakukan vaksinasi. Tjutjuk mengusulkan adanya layanan vaksinasi home service bagi penyandang disabilitas. “Masalahnya di aksesibilitas. Banyak dari teman-teman disabilitas, baik fisik maupun mental, yang kesulitan menjangkau lokasi vaksin, meskipun itu puskesmas terdekat. Tidak hanya itu, teman-teman yang memiliki kondisi medis tertentu juga kesulitan. Sehingga diperlukan adanya layanan vaksinasi home service bagi teman-teman disabilitas” katanya, Kamis (8/7).

Target sasaran untuk penyandang disabilitas di Kota Surabaya adalah sebanyak 5.395 orang. Sementara, untuk ODGJ adalah sebanyak 3.671 orang. Vaksinasi ini dikhususkan bagi penyandang disabilitas dan ODGJ yang berusia di atas 18 tahun.

Terkait dengan pendataan, menurutnya, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya memiliki data terkait penyandang disabilitas di Surabaya. Penggunaan aplikasi online seperti Google Form juga bisa digunakan untuk mendaftarkan diri dalam layanan home service ini. Sehingga tracking untuk data disabilitas lebih mudah didapatkan, berikut nomor telepon, alamat, dan data diri lainnya. “Vaksinasi untuk teman-teman disabilitas dan ODGJ harus diprioritaskan. Pemkot juga bisa menggandeng komunitas disabilitas, baik itu untuk pendataan maupun publikasi vaksinasi untuk penyandang disabilitas. Mayoritas dari mereka memiliki komorbid atau penyakit bawaan,” jelasnya.

Politisi dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI) ini menambahkan, sistemnya sama seperti lansia, satu pendamping yang membawa dua lansia akan mendapat vaksin. Ini juga sebagai suatu langkah percepatan vaksinasi di Surabaya.

Dirinya juga menyoroti tentang banyak di antara lokasi vaksinasi yang infrastrukturnya tidak ramah bagi disabilitas. “Sehingga kemudian ini akan menimbulkan masalah yang lain jika mereka masih dipaksakan datang ke lokasi,” katanya.

Sementara itu Kepala Puskesmas Rangkah Dwiastuti Setyorini menceritakan, berbagai pengalaman menariknya saat menjemput bola atau door to door mendatangi rumah pasien ODGJ dan disabilitas. Di sana, ia mengaku membutuhkan waktu yang tidak sebentar demi membujuk pasien agar tidak terjadi penolakan saat proses vaksinasi. Bahkan, sebelum berkomunikasi dengan pasien, Ririn memastikan telah mendapat persetujuan dari keluarganya terlebih dahulu.

“Kita meminta izin dahulu kepada anggota keluarganya. Menjelaskan pentingnya vaksin, kita juga terangkan bahwa ODGJ dan disabilitas termasuk kelompok yang rentan. Makanya, harus menerima vaksin lebih dahulu,” pungkasnya. (rmt/nur)

Sumber : radarsurabaya.jawapos.com/read/2021/07/09/274410/capaian-baru-32-dewan-minta-vaksinasi-disabilitas-odgj-dimasifkan

Recommended Posts