Menghargai Proses, Melawan Isu SARA dan Berharap pada Anak Muda
Diary PSI Liputan Daerah

Menghargai Proses, Melawan Isu SARA dan Berharap pada Anak Muda

Oleh :Ramlan Gumilar, Sekretaris DPD PSI Kabupaten Garut

Merekrut anggota untuk sebuah partai politik tidak semudah kedengarannya. Apalagi untuk parpol seperti PSI, dimana pengurusnya adalah anak-anak muda yang tampak belum berpengalaman dan membuat orang lain ragu untuk bergabung. Namun itu tidak menyurutkan semangat kami di DPD PSI Garut. Bagi kami, inilah saatnya kita mendobrak tradisi politik yang memandang anak muda dengan sebelah mata.

Proses perekrutan yang kami jalani sangat menguras pikiran dan tenaga. Kami mengatur strategi dengan memfokuskan perekrutan anggota di DPC-DPC yang sudah benar-benar solid tatanan pengurusnya dan didukung oleh elemen lain seperti simpatisan dan relawan. Contohnya DPC PSI Cibiuk. Kecamatn Cibiuk kala itu hendak melaksanakan turnamen bola voli tingkat kecamatan. Kegiatan tersebut kami nilai positif untuk anak muda di Kecamatan Cibiuk dan kamipun memutuskan untuk berkolaborasi dan mendukung turnamen tersebut.

Anak-anak muda di Kecamatan Cibiuk sangat antusias dengan turnamen tersebut karena kegiatan positif ini memang telah lama mereka tunggu, namun belum ada inisator yang  melaksanakannya. Bekerja-sama dengan panitia dan pemuda setempat, kamipun setuju bahwa akan ada perekrutan anggota PSI pada hari turnamen ini dilaksanakan yaitu pada 12 Februari 2017. Menjelang hari H kami menyempurnakan semua persiapan dan sangat berharap semuanya berjalan lancar.

Namun di hari H ternyata banyak sekali rintangan yang membuat saya dan rekan-rekan DPC harus bolak-balik ke polsek setempat. Tampaknya ada pihak-pihak yang merasa kegiatan ini sebagai sebuah intimidasi. Padahal kegiatan yang kami laksanakan adalah kegiatan olahraga yang memberi dampak positif pada pemuda. Perekrutan anggota yang kami lakukanpun tanpa paksaan sama sekali. Kami hanya membuka pendaftaran dan tidak memaksa siapapun untuk harus ikut.

Kami dituduh dengan isu-isu yang sama sekali tidak masuk akal. Ada yang menuduh kami mengumpulkan KTP untuk membangun gereja. Padahal, membangun rumah ibadah apapun, tidak diperlukan KTP. Ada juga yang menuduh kami adalah partai non-muslim. Kami mencoba meluruskan bahwa Partai Solidaritas Indonesia adalah partai yang menjunjung tinggi nilai-nilai kebhinekaan dan keragaman. Kami tidak memandang dari sudut agama ataupun ras, kami hanya ingin berkontribusi untuk Indonesia.

Akhirnya kami memutuskan untuk sedikit mengalah agar suasana tidak semakin panas. Kami tidak memasang atribut PSI dan juga tidak menyetel lagi mars dan jingle PSI. Tapi pada akhirnya kami bisa bernafas lega karena event berjalan dengan lancar tanpa ada intimidasi lagi. Para peserta turnamenpun bertanding dengan sportifitas dan fair play.

Dan hingga kini kami sudah berhasil melampaui target anggota dan mengumpulkan nyaris 1.000 anggota. Kami percaya pemuda bisa menilai dan memilih. Kamipun tidak lelah-lelahnya untuk memfasilitasi anak muda untuk melaksanakan kegiatan positif yang dapat menjadi ajang penyaluran bakat mereka. Jika dikelilingi dengan kegiatan positif, kami yakin pemuda akan menemukan jalan untuk menunjukkan prestasi dan terhindar dari hal negatif.

Perjuangan terus kami lanjutkan dan kami yakin, Tuhan beserta anak-anak muda yang sungguh-sungguh dalam bekerja. Semoga semangat yang sama juga ada di diri Bro dan Sis para pengurus PSI di seluruh Indonesia.

Salam solidaritas,

Ramlan Gumilar, Sekretaris DPD PSI Kabupaten Garut