PSI Tepis Ada Mobilisasi Karangan Bunga untuk Ahok ke Balai Kota
Jakarta – Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menjadi salah satu pihak yang mengirimkan karangan bunga untuk Gubernur DKI Basuki T Purnama (Ahok) pasca kekalahan di Pilgub DKI versi hitung cepat. Sekjen PSI Raja Juli membantah ada mobilisasi soal ribuan karangan bunga yang dikirimkan untuk Ahok.
Membludaknya karangan bunga ke kantor gubernur disebutnya sebagai ucapan terima kasih warga untuk Ahok. Setidaknya, kata pria yang akrab disapa Toni ini, karangan bunga merupakan simbol ekspresi dari 42 persen warga DKI yang memilih Ahok dan pasangannya, Djarot Saiful Hidayat, di Pilgub DKI.
“42 persen orang mau melakukan itu. Nggak ada mobilisasi, apa keuntungannya? Kalau bisa bawa perubahan boleh lah dicurigai. Berhenti lah nyinyir atau memproduksi fitnah, pilkada sudah selesai,” ungkap Raja Juli dalam perbincangan dengan detikcom, Kamis (27/4/2017).
PSI sendiri mengirimkan karangan bunga mewah berisi 1.000 tangkai bunga mawar untuk Ahok. Mereka pun dianggap sebagai salah satu pihak yang memobilisasi aksi kirim bunga tersebut.
“Dibilang kami memberi 1.000 papan bunga. Bisa tanya sama florist, lagian ngapain kita seperti itu? Apa poinnya? Ini ekspresi bahwa kalah boleh kalah tapi kekalahan tidak membuat para pemuda yang anti-intoleransi dan anti-korupsi berhenti memperjuangkan ide-ide pak Ahok,” kata Toni.
Dia pun juga membantah karangan-karangan bunga dikirimkan oleh Ahok sendiri. Menurut Toni, Ahok bukan tipe seperti itu. Bahkan Ahok disebutnya tak menunjukkan kekecewaan meski kalah dari pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno.
Dan Ahok punya kekuatan sebesar apa sih sampai bisa seperti itu. For what? Kepentingannya apa? Kan nggak ada makna apa-apa, dan pak Ahok bukan tipikal seperti itu. Jadi pemenang ya pemenang yang baik lah,” tuturnya.
Toni mengimbau kepada warga untuk tidak lagi mengirimkan karangan bunga. Seperti diketahui, banyaknya karangan bunga membuat Balai Kota DKI tak lagi bisa menampung sehingga banyak karangan bunga yang kini dijejerkan di pinggir jalan.
“Saran saya secara pribadi sudah cukup ekspresikan itu melalui karangan bunga, baiknya dana digunakan untuk hal-hal yang bermanfaat bagi rakyat,” ucap Toni.
Selain banjir karangan bunga, kini Balai Kota DKI setiap paginya dipenuhi oleh warga yang ingin bertemu Ahok untuk sekedar bersalaman dan foto bersama. Toni mengimbau agar warga yang datang hanya untuk sekedar selfie, lebih dulu mendahulukan warga yang ke Balai Kota karena ingin mengadukan masalah mereka ke Ahok.
“Mungkin ini momentum, mudah-mudahan minggu depan sudah tidak seperti itu,” harapnya.
Sebelumnya diberitakan, Waketum Partai Gerindra Fadli Zon menyebut dukungan karangan bunga untuk Ahok sebagai pencitraan murahan. Dia menuding ada pihak-pihak tertentu yang menggalang dukungan karangan bunga itu. Partai Gerindra bersama PKS merupakan pengusung pasangan Anies-Sandi.
“Saya rasa masyarakat sudah tahulah. Itu bisa bukan efek positif yang didapat, tapi efek negatif, apalagi kalau ketahuan sumbernya itu-itu juga. Jadi pencitraan murahan,” tuding Fadli, Rabu (26/4).
“Saya dengar itu dari sumber yang sama, atau dari beberapa sumber. Yang jelas, itu menguntungkan toko bunga tersebut ya, tapi sangat disayangkan,” imbuhnya.(elz/imk)
Liputan Nasional